Peringatan Hari AIDS Sedunia di Pemkot Tangsel: yang Harus Dimusuhi Adalah Penyebarannya

Kepala Dinkes Kota Tangsel, Allin Hendalin Mahdaniar. Kepala Dinkes Kota Tangsel, Allin Hendalin Mahdaniar.

detakbanten.com, TANGSEL-Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Allin Hendalin Mahdaniar mengatakan, penderita Human Immunodeficiency Virus dan Acquired Immunodeficiency Syndrome atau HIV/AIDS di Tangsel sepanjang tahun 2015 hingga 2023, mencapai angka 1913 orang.

Dari jumlah tersebut, Dinkes baru memenuhi target 70% dari kasus HIV/AIDS yang ditemukan. Sementara penderita yang mendapat pengobatan berjumlah 1.035 orang. HIV/AIDS pada anak, saat ini berjumlah 36 kasus.

"Untuk tahun 2023 saja, kasus baru yang kita temukan berjumlah 144 kasus, 33 di antaranya adalah AIDS," kata Allin saat peringatan Hari AIDS Sedunia di Puspemkot Tangsel, Selasa (5/12/2023).

Menurut Allin, penemuan kasus tersebut merupakan upaya pemerintah bersama stekholder yang ada agar di tahun 2030 nanti bisa laksanakan eliminasi HIV/AIDS di Kota Tangsel.

"Jadi three zero di Tangsel untuk HIV/AIDS ini, zero kasus baru, zero kematian dan zero stigma di 2030 harus sudah tidak ada lagi di Tangsel," jelas Allin.

Dia bilang, jika sebelummnya pusat pengobatan bagi penderita HIV/AIDS berjumlah 12 tempat, maka di tahun ini Dinkes akan membuka 33 pusat layanan kesehatan penderita HIV/AIDS. Jumlah tersebut diantaranya 25 Puskesmas, 3 di RSUD Tangsel, dan sisanya ada di 5 rumah sakit swasta.

Sedangkan pada bayi yang baru lahir atau early invant diagnosis, Allin sebutkan bahwa pemeriksaannya akan dilaksanakan di 35 Puskesmas yang ada di Tangsel.

Adapun untuk memantau keberhasilan proses pengobatannya, Dinkes telah melatih tenaga-tenaga medis di Puskesmas yang ada di 7 kecamatan dengan alat dari Kementrian Kesehatan (Kemenkes).

"Insya Allah, dari penemuan kasus, hingga pemantauan keberhasilan pengobatan akan secara penuh dilaksanakan di Tangsel," ujarnya.

Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga Ichsan menegaskan, target di tahun 2030 tidak ada lagi penambahan penderita HIV/AIDS di Tangsel, bisa di lakukan dan di wujudkan mulai dari sekarang.

Menurutnya, jika penyakit HIV/AIDS tidak ditangani mulai dari sekarang, kemungkinan penyebaran penyakit tersebut tidak bisa di kendalikan. Masyarakat saat ini bisa mengetahui informasi tentang bahaya HIV/AIDS melalui teknologi internet.

"HIV/AIDS itu harus di musuhi, tapi bukan orangnya. Bukan orang dengan HIV/AIDS. Yang harus di musuhi adalah penyebarannya," terang Pilar Saga.

Kata Pilar, adapun untuk menghentikan penyebaran HIV/AIDS tersebut, bisa dimulai dari lingkungan yang ada di rumah, kemudian di lingkungan organisasi hingga lingkungan yang ada di tempat kerja.

"Pendidikan agama dan pendidikan moral yang baik, hal utama mencegah penyebaran HIV/AIDS. Kalau kita mau menghentikan dan memerangi penyebaran HIV/AIDS, harus dimulai dari kita sendiri," pungkasnya.

 

 

Go to top