Dugaan Bocor 34 Juta Data Paspor versi Dirjen Imigrasi

Ilustrasi paspor. Ilustrasi paspor.

Detakbanten.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika, belum lama ini merilis dugaan kebocoran data mirip paspor.

Direktur Jenderal Imigrasi, Kementerian Hukum dan HAM, Silmy Karim, angkat suara. Diakuinya hingga kini sejumlah data biometrik milik masyarakat yang terdapat di paspor masih aman kerahasiaannya.

Dipastikan data masyarakat seperti pemindai retina, iris, fingerprint, face biometrik, Voice recognition, atau DNA dalam paspor tak bocor ke pihak lain.

"Pertama kita harus memberi keyakinan bahwa data biometric itu aman. Tak ada yang bocor, masyarakat tidak perlu khawatir. Biometric tidak ada bocor," kata Silmy Karim, Senin (10/7/2023).

Silmy menyebut, saat ini pihaknya mengadopsi ISO 27001-2022 atau Standar internasional yang diterbitkan International Organization for Standardization (ISO) tentang Sistem Manajemen Keamanan Informasi (SMKI). Tujuannya untuk menjaga kerahasiaan dan keamanan data masyarakat.

"Kalau saya melihat laporan tim, itu bukan berarti bocor ke hacker. Belum tentu. Terpenting bukan data biometrik, data text dasar (kemungkinan bocor) yang saya terima dari penyelidikan," tambahnya.

Sebelumnya, Kominfo melaporkan ke Direktorat Jenderal Imigrasi Kemenkum HAM terkait dugaan kebocoran data paspor 34.900.867 warga Indonesia.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo Semuel A. Pangerapan menyatakan investigasi awal dilakukan Tim Investigasi Perlindungan Data Pribadi. Baik dari situs yang menawarkan data itu atau informasi dari masyarakat.

Kemenkominfo menemukan fakta kemiripan dengan data paspor. "Berdasarkan hasil sampling, terdapat kemiripan tapi belum bisa dipastikan. Dari detil diduga diterbitkan sebelum perubahan peraturan paspor jadi 10 tahun, karena masa berlaku terlihat hanya 5 tahun,” ujarnya.

 

 

Go to top