Viral Kakek Tahan Lapar di Serang, Ini Faktanya

Komisi IV DPRD Kota Serang Partai Nasdem Ahmadi di dampingi kades Singamerta Ade Faisal saat meninjau kediaman mbah Sarani. Komisi IV DPRD Kota Serang Partai Nasdem Ahmadi di dampingi kades Singamerta Ade Faisal saat meninjau kediaman mbah Sarani.
detakbanten.com, SERANG - Seorang kakek bernama Mbah Jahrani atau sering di sebut Mbah Sarani warga Kampung Periuk, Desa Singamerta, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang yang sempat viral lantaran menahan lapar di ganjal perut dengan Kapuk Bantal itu tidaklah benar.
 
Faktanya, sebelum viral, kakek yang hidup sebatang kara dan kejiwaannya agak sedikit terganggu, ternyata sudah di data oleh pihak desa sampai pernah dibujuk rayu supaya mau di bawa ke Disdukcapil untuk Perekaman pembuatan KTP dan KK. Sehingga bisa  mendapat bantuan dari pemerintah pusat maupun Pemerintah Daerah (Pemda) 
 
Untuk memastikan kebenaran, anggota Dewan DPRD Kabupaten partai Nasdem Ahmadi didampingi kepala desa (Kades) Singamerta, Ade Faisal mengunjungi rumah Mbah Sarani.
 
Kades Singamerta Ade Faisal mengatakan, pihaknya mendata warganya yang terdampak covid 19 yang menerima bantuan. Termasuk mbah Sarani, selama 2 tahun dari pihak pemerintah desa selalu melakukan upaya untuk perawatan Mbah Sarani.
 
Ia menambahkan, mbah Sarani biasanya di urus oleh ponakannya bernama Tijah. Namun saat suaminya meninggal pada hari Rabu 10 Juni kemarin, ponakannya itu telat untuk memberikan makan.
 
“Mbah Sarani sempat viral karena nahan lapar itu adalah tidak benar. Yang biasa mengurusinya baik dari ngasih makanan sampai membersihkan kotorannya itu ponakannya yaitu ibu Tijong, karena suaminya meninggal jadi memang telat di kasih makan, Kalo biasanya sih tepat waktu dan bantuan sembako juga sudah sering didapat baik dari masyarakat setempat, mahasiswa, organisasi, komunitas dan lain-lain," ujarnya, Sabtu (13/6/2020).
 
Ade menjelaskan, mbah Sarani mempunyai kebiasan tidak memakai baju. Dan kebiasan jelek lainnya sering bukain bantal sehingga kapuknya berantakan dan sampai kapuk nya di masukan sendiri ke telinganya.
 
"Pake baju ga mau, pake sarung ga mau, kalo di paksa marah. Dan di bawa ke puskesmas pake ambulan juga ga mau. Agar tidur nyaman di beliin kasur dan bantal baru ga mau, bilangnya panas ga bisa tidur," terangnya.
 
Sementara itu, Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Serang Partai Nasdem Ahmadi menyampaikan, kedatangannya kerumah Mbah Sarani untuk melihat langsung kebenarannya dan juga   memberikan bantuan.
 
"Saya datang kerumah mbah Sarani, untuk memastikan langsung dan memberikan bantuan kebutuhan yang di butuhkan sesuai keinginan keluarganya seperti lemari pakaian, sabun, diterjen, pembersih lantai dan  bantuan uang," paparnya.
 
Ahmadi menambahkan, melihat kondisi rumah mbah Sarani tidak layak, pihak kades juga sudah menyampaikan program bedah rumah ke dinsos kabupaten Serang. Tapi belum ada realisasinya.
 
"Pihak desa sudah mengusulkan program bedah rumah ke Dinas Sosial tapi belum ada realisasi. Saya sebagai Anggota komisi IV DPRD Kabupaten Serang Partai Nasdem yang membidangi Pembangunan sejak setelah Pelantikan sudah meminta anggaran Dana Aspirasi Masyarakat dari anggaran APBD kepada Dinas Perkim pun tidak diberikan dengan alasan keterbatasan Anggaran. Saya langsung berkoordinasi dengan Ibu bupati Serang. Dan Alhamdulilah Ibu bupati langsung merespon untuk program bedah rumah tidak layak huni (RTLH) dari infak ASN yang mana memang kewenangan beliau serta bantuan sembako lagi dari Dinsos dalam waktu dekat," jelasnya.
 
Untuk itu, Ahmadi berharap bantuan uluran tangan dari semua masyarakat kepada pihak yang membutuhkan seperti halnya Mbah Sarani. Karena ini suatu kewajiban membantu sesama. bukan hanya dari pemerintah tapi kewajiban semua, sebagai warga masyarakat yang mampu untuk memberikan bantuan kepada masyarakat yang tidak mampu.
 

 

 

Go to top