Polemik tersebut diantaranya mulai dari PKL (Pedagang Kaki Lima) yang menjajakan dagangannya di pinggir jalan, hingga pedagang yang enggan direlokasi ke pasar yang baru saja di revitalisasi itu.

Dari berbagai polemik tersebut, pasar Ciputat itu pun belum lama ini sempat menjadi lokasi inspeksi mendadak (Sidak) bagi para Anggota DPRD Tangsel dari Komisi III. Komisi III menilai, Sidak Pasar Ciputat terkait potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk Kota Tangsel.

Anggota Komisi III DPRD Kota Tangsel Mohamad Robert Usman mengatakan, pada saat melakukan Sidak pasar Ciputat pada Oktober 2022 lalu, harapan Komisi III untuk meningkatkan pendapatan di pasar tersebut sangat jauh.

Sebab, Komisi III melihat masalah kondisi bangunan pasar yang baru di revitalisasi itu, tata kelolanya dinilai tidak sesuai dengan harapan para pedagang.

"Jadi pedagang itu, baik akses yang mau masuk maupun yang keluar itu, masih belum sesuai," kata Robert di DPRD Kota Tangsel, Senin (13/2/2023).

Dengan kondisi seperti itu, dia mencontohkan bila ada orang yang mau jualan di pasar harus melalui beberapa lantai sementara akses menuju ke lantai atas yang ada di pasar Ciputat, saat ini tidak ada lift barang maupun lift untuk orang.

"Masa pedagang mau mikul-mikul barangnya keatas, terus pembelinya juga harus mikul-mikul ke bawah. Itu yang saya kira membuat pedagang maupun pembeli merasa tidak nyaman. Sehingga aktifitas pasar belum berjalan dengan baik" terangnya.

Belum lagi akses-akses yang mendukung untuk peningkatan PAD dari pasar Ciputat, seperti akses parkir, di pasar tersebut saat ini belum ada akses pendukung bagi parkir kendaraan. Keberadaan toko dan kios yang terbilang kecil di pasar Ciputat, juga dinilai menjadi salah satu faktor ketidaknyamanan pedagang dan pembeli.

"Makanya kami bilang, jauhlah kita berharap dari pasar Ciputat untuk meningkatkan pendapatan daerah untuk saat ini, harus diselesaikan persoalannya secara komprehensif," pungkasnya.