Cari Bibit Atlet Muda, FHI Agendakan Kejurprov Indoor

Cari Bibit Atlet Muda, FHI Agendakan Kejurprov Indoor

detakbanten.com SERANG, BANPOS – Sukses menyegel tiket Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX, tidak membuat Pengurus Provinsi Federasi Hoki Indonesia (Pengprov FHI) Banten larut dalam kegembiraan. Itu terbukti, dengan agenda Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) indoor yang diagendakan di GOR Pemda Tiga Raksa yang berlangsung 18-20 Desember.

Ketua Umum Pengprov FHI Banten, Saepudin membenarkan hal tersebut. Kata dia, mereka tidak ingin terlena usai meraih tiket PON XIX. Masih ada yang harus diperhatikan, yakni pembinaan atlet di daerah.

"Makanya, kami gelar kejurprov akhir pekan ini. Dengan harapan, kami bisa mendapatkan atlet-atlet baru yang masih muda dan fresh," papar Saepudin.

Meski demikian, Saepudin menuturkan, kejurprov kali ini tidak bisa leluasa diikuti oleh semua atlet yang ada di daerah. Soalnya, panitia menetapkan beberapa aturan yang berlaku. Yang pertama, atlet yang ikut serta, maksimal usia 21 tahun. "Itu dilakukan, untuk menjaring atlet yang akan diberangkatkan pada ajang PON Remaja II, pada 2017 mendatang," ucapnya.

Lalu yang kedua, atlet yang berlaga di Prakualifikasi PON beberapa waktu lalu, juga tidak diperkenankan tampil meski usianya masuk klasifikasi panitia.

"Kami kan ingin memberikan kesempatan atlet baru untuk unjuk gigi. Tidak mungkin atlet yang sudah punya jam terbang level nasional ikut serta. Saya yakin, dengan demikian, regenerasi atlet hoki kota bisa berjalan berkseinambungan," jelasnya.

Terpisah, Sekretaris Umum Pengprov FHI Banten, Pepep Mochammad Syafei menjelaskan, pada kejurprov kali ini, hanya kontingen Kabupaten Pandeglang yang tidak hadir.

"Dari kabar terakhir yang kami dapat hari ini (kemarin,red), mereka tidak bisa tampil. Namun, bisa kami maklumi karena disana lagi ada kegiatan Pekan Olahraga Pelajar Kabupaten (Popkab,red)," kata Pepep.(CMT)

Pria lulusan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) tersebut menyebut hasil tes yang dilakukan hari ini sudah cukup menjanjikan buat dasar awal pelaksanaan Pelatda. Karena dari beberapa rangkaian tes, atlet Pelatda PON memenuhi kriteria penilaian cukup.

Salah satu yang jadi dasar adalah pelaksanaan bleep test untuk mengukur VO2max atlet. Dimana ke-30 atlet yang ambil bagian ada di poin 50 yang mendejati standar atlet nasional yakni 55 poin untuk VO2max.

"Tapi ada 6 atlet yang memenuhi standar VO2max yakni dari cabor tinju dan dayung yang VO2max-nya mencapai poin 55. Keduanya adalah Patrisius Liukhoto dari tinju dan Arifal dari dayung," beber Setyo.

 

 

Go to top