Sementara pelaksanaan PTM itu sendiri, rencananya akan berlangsung pada minggu kedua bulan September 2021 mendatang.

"Maka diperkirakan minggu kedua bulan Septemberlah, bisa kita gelar pembelajaran tatap muka kembali," kata Benyamin Davnie, ditulis Senin (29/08/2021).

Rencanakan pelaksanakan PTM ini, seluruh murid dan tenaga pengajar harus sudah melakukan vaksin. Sedangkan untuk murid Taman Kanak-Kanak (TK) dan SD yang belum bisa memenuhi persyaratan vaksin, tidak perlu divaksin. Namun, lingkungan sekolahnya harus divaksin minimal dosis kedua.

Benyamin Davnie juga menambahkan beberapa teknis yang akan dilakukan saat pembelajaran tatap muka. "Nanti mungkin, satu ruang kelas itu hanya 50%," terang Benyamin.

Kapasitas 50% yang dimaksud adalah, setiap kelas akan dibagi menjadi dua kelompok. Dua kelompok ini nantinya akan bergantian mengikuti PTM di sekolah.

"Senin, Selasa rombongan A belajar offline, yang rombongan B nya belajar online. Hari Rabu libur karena kelasnya harus dibersihkan. Kamis, Jum'at rombongan B masuk offline, rombongan A masuk secara online," Benyamin menjelaskan.

Selama PTM berlangsung, siswa untuk tingkat SD hanya diberikan waktu selama 2 jam. Sedangkan SMP dan SMA lebih lama yakni 4 jam.

Disinggung jika terjadi kerumunan, Benyamin mengaku sudah memiliki cara untuk mencegahnya. "Kita akan terjunkan pengawas nantinya, dari Dinas Pendidikani," beber Benyamin.

Selain adanya pengawas, Benyamin pun menggandeng Satgas covid-19 tingkat terdekat untuk membantu mengawasi kerumunan yang akan terjadi nantinya.

Diketahui, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim telah mengizinkan untuk sekolah yang berada di wilayah PPKM level 1-3 untuk pembelajaran tatap muka (PTM). (Raf)