Harga Kedelai Melambung Tinggi, DPRD Banten Fraksi PSI Minta Pemerintah Tangani Serius

Harga Kedelai Melambung Tinggi,  DPRD Banten Fraksi PSI  Minta Pemerintah Tangani Serius

Detakbanten.com. SERANG - Anggota DPRD Provinsi Banten, Komisi II, Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Maretta Dian Arthanti mengunjungi Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Kabupaten Serang, di Jalan Kramatwatu, Selasa(16/3/2021).

Kedatangannya anggota DPRD Banten Maretta ke Kopti Kabupaten Serang, mendengar jeritan pengrajin tahu tempe, karena harga kacang kedelai yang melambung tinggi.

"Saya datang ke Kopti karena mendengar mereka mengeluhkan kenaikan harga kedelai yang terus melambung tinggi," ungkap Maretta usai kunjungan ke Kopti Kabupaten Serang.

Maretta juga mengakui, dari hasil turun ke lapangan, pihaknya menyebut tidak kelangkaan kacang kedelai, karena stok kedelai masih tersedia. Dampak dari kenaikan kedelai, kata dia, secara otomatis pendapatan mereka menurun selama harga kedelai masih seharga Rp 10.200. "Mereka merugi, karena kenaikan harga kedelai tidak turun sejak 6 bulan terakhir. Sejak Oktober 2020 sampai Maret 2021," jelasnya.

Oleh karena itu, Maretta menggaris bawahi tiga poin. Pertama akan membawa persoalan tahu tempat hingga tingkat nasional. Kedua, Pemerintah Daerah harus menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk kedelai tahun tempe.

Kemudian Ketiga, kembalikan Kopti dibawahin naungan Bulog, agar tidak tercampur tangan dengan Importir maupun pihak kedua.

"Tiga poin inipun akan kami perjuangkan, agar harga kedelai tetap stabil. Bahkan distribusi kedelai tanpa ada kecurangan," ujarnya.

Maretta menegaskan, bahwasanya persoalan tahu tempe seluruh anggota dewan dari partai PSI di Indonesia ikutserta meninjau secara langsung pengolahan kedelai. "Tidak hanya saya turun langsung, semua kader PSI di Indonesia mengunjungi Kopti di setiap Provinsi, Kabupaten dan Kota," kata Maretta.

Sementara itu, Ketua Kopti Kabupaten Serang, Dadan Suparna menyambut baik partai PSI karena memperhatikan pengrajin tempe tahu.

Ia berharap, supaya ada tindakan dari pemerintah untuk memperhatikan, bahwa tahu tempe kebutuhan pokok untuk orang Indonesia.

"Saat ini kita mengeluhkan harga melambung tinggi. Karena stok masih ada, tapi kedelai masih diatas satuan harga normal," jelas Dadan.

Dadan meminta, Kopti agar dapat kembali dibawah naungan Bulog, agar dapat struktur dan transparan.

"Kita tidak butuh subsidi, kita ingin Kopti dapat difungsikan kembali menjadi naungan bulog. Supaya bulog langsung mendistribusikan kedelai, seperti pada tahun 1880 sampai 1998," tandasnya. (Aden)

 

 

Go to top