Cuaca Buruk, Rumah Warga di Pondok Aren Amblas Sedalam 7 Meter

 Puing-puing rumah milik Fajar Riva'i di Pondok Kacang Barat, Pondok Aren yang mengalami amblas. Puing-puing rumah milik Fajar Riva'i di Pondok Kacang Barat, Pondok Aren yang mengalami amblas.

detakbanten.com,TANGSEL- Sebuah rumah di kawasan Pondok Kacang Barat, Pondok Aren, Kota Tangsel, amblas sedalam 7 meter. Rumah milik Fajar Riva'i tersebut, tanahnya terkikis hingga lantaran berada di sisi jurang.

Amblasnya rumah dengan tembok berwarna biru itu, terjadi pada Minggu (31/1/2021) sekira pukul 08,WIB. Beruntung bagi Fajar, teriakan para tetangga yang melihat rumahnya bakal amblas, langsung membangunkan seisi rumah agar segera bergegas keluar rumah.

Sebelum rumahnya amblas, Fajar mengaku sempat mendengar suara gemeretak yang berasal dari pondasi dan tembok rumahnya. "Sebelumnya ada suara retak, beruntung tetangga pada teriak dan menyuruh kami keluar rumah. Saat kejadian saya lagi istirahat. Karena kaget saya pun bangun dan langsung keluar rumah," kata bapak dua anak itu menjelaskan kepada wartawan, Senin (1/2/2021).

Upaya menyelamatkan isi rumah sempat dilakukan Fajar Rivai saat dirinya mengetahui rumahnya amblas. Namun hanya jemuran dan motornya saja. Meski begitu, malang tak dapat dihindari, kedua benda yang berhasil diselamatkannya itu, rusak akibat diterjang reruntuhan rumah. "Motor ringsek, tapi alhamdulillah masih bisa menyala," ujarnya.

Ia pun harus pasrah dan hanya bisa menatap sejumlah perkakas yang ada dirumahnya itu, dimana, mesin cuci dan perkakas lainnya tidak bisa lagi digunakan karena hancur oleh runtuhnya tembok. "Ini mesin cuci ancur. Mau gimana lagi, ya udah nggak bisa diamanin," katanya.

Sementara bangunan rumah yang mengalami runtuh itu, merupakan ruang tamu tempat dia dan keluarga besarnya berkumpul. Sebelum temboknya ambruk, Fajar Riva'i sudah mengetahui bila sebagian tembok rumahnya retak. Ia pun was-was karena cuaca seperti sekarang ini yang masih terus turun hujan deras dan disertai angin.

"Kalau hujannya malam, kita was-was. Kadang kita semalaman enggak tidur nunggu hujan berhenti. Karena kita sekeluarga takut kalau tiba-tiba lagi tidur, ambruk," ungkapnya.

Terlihat disekitaran rumah Fajar Riva'i, puing-puing sisa reruntuhan rumah masih menumpuk. Ia dan keluarganya sebelumnya sempat membersihkan bangunan yang ambruk tersebut. Bagian lain yang ada ditembok rumah tersebut, seperti tembok utama rumah milik Fajar Riva'i, sudah terlihat retak-retak dengan diameter 5-7 centimeter.

Harapan terakhir yang ada pada Fajar Riva'i, adanya uluran tangan untuk membantu agar bangunan rumahnya yang amblas itu bisa secepatnya di revitalisasi. "Ini rumah satu-satunya, kalau belum dibangun terpaksa kita ngungsi atau ngontrak," tandasnya.

 

 

Go to top