Anggaran DPKP Tangsel Kurang Memadai, Begini Reaksi Fraksi Demokrat Tangsel
detakbanten.com, TANGSEL-Anggaran Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) tahun 2023 ini.
Pasalnya, dalam setahun uang yang digelontorkan ke dinas tersebut hanya sebesar 1 milyar. Uang tersebut digunakan untuk biaya perawatan armada, biaya operasional, hingga biaya perlengkapan personil.
Imbasnya, belasan armada pemadam kebakaran (Damkar) dalam kondisi tak layak pakai akibat rusak dan harus overhaul. Begitupun perlengakapan baju dinas dan baju tahan api para personil kini sudah tak layak pakai.
Menyikapi hal itu, Ketua Fraksi Demokrat DPRD Kota Tangsel, Rizki Jonis mengatakan, anggaran terbatas yang ada di DPKP Tangsel bisa sangat berbahaya lantaran kurang memadai.
Terutama untuk pemeliharaan armada dan peralatannya. Kegagalan peralatan saat diperlukan, menjadi contoh akibat anggaran yang kurang memadai tersebut.
"Akibatnya bisa memengaruhi kemampuan dinas untuk menyediakan layanan yang efektif dan cepat untuk menghadapi situasi darurat," kata Rizki Jonis di Gedung DPRD Kota Tangsel, Kamis (5/10/2023).
Anggaran yang terbilang rendah tersebut, juga mengakibatkan keterbatasan dalam peralatan, kendaraan, dan personel. Sehingga dapat menghambat kemampuan personil dalam merespons terjadinya insiden kebakaran dan kejadian darurat lainnya.
"Tentunya ini dapat mengakibatkan kerugian lebih besar dalam hal nyawa manusia maupun kerusakan properti yang ada," ungkapnya.
Keselamatan masyarakat dalam insiden kebakaran maupun kejadian darurat lainnya dapat terancam sebagai akibat minimnya anggaran di dinas Damkar tersebut. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan komunitas untuk memprioritaskan pembiayaan yang memadai untuk dinas Damkar Kota Tangsel.
"Ini kan untuk memastikan bahwa mereka memiliki sumber daya yang cukup dalam merespons kejadian darurat dengan cepat dan efektif," terangnya.
Sebelumnya diberitakan, belasan armada 'tempur' DPKP Kota Tangsel saat ini dalam kondisi tidak layak pakai. Dari 18 unit armada Damkar, hanya 3 unit yang masuk katagori layak pakai. Sementara sisanya masuk katagori pesakitan yang butuh perawatan.
Sekretaris DPKP Kota Tangsel R. Sigit Widodo menyebutkan, penyebab armada Damkar masuk katagori pesakitan salahsatunya disebabkan oleh faktor usia.
"Sudah pada tua, kita sudah usulkan untuk perawatan. Kalau yang paling tua itu tahun 2011," kata Sigit usai Rakor Semester l Triwulan lll bersama DPRD Kota Tangsel, Rabu (4/10/2023).
Ikhwal armada Damkar milik DPKP alami kerusakan itupun sudah ia sampaikan kepada DPRD Kota Tangsel. Kerusakan armada tersebut meliputi kerusakan pada roda hingga penyedotan yang berfungsi untuk memompa air.
"Mobil yang layak paling cuma 3 unit aja. Yang lainnya sudah harus overhaul. Anggarannya kecil sekali, beli bensin aja tekor," ungkap Sigit.
Selain belasan armada alami kerusakan, masalah lain yang kini dihadapi DPKP Kota Tangsel adalah peralatan personil yang kurang lengkap. Kelengkapan peralatan personil tersebut meliputi baju tahan api dan sebagainya.
"Kita sudah sampaikan ke dewan juga tadi, kita itu baju aja, 4-5 tahun ngak diganti. Baru tahun ini akan dibelikan baju dinas. Baju tahan api dan baju tahan panas kurang, sudah pada jelek. Jadi harus semua lengkap, jangan sampai nanti malah kita yang jadi korban," ujarnya.
Anggaran pemeliharaan dan operasional yang terbilang kecil yakni sebesar 1 milyar pada tahun ini, diakuinya kurang ideal. Terlebih saat ini Kota Tangsel tengah mengalami musim kemarau dan ancaman kebakaran. Dimana sepanjang Januari hingga Oktober saat ini, ada 60 kali terjadi kebakaran.
"Untuk pemeliharaan, operasional, bensin satu tahun cuma 1 milyar, idealnya 3 miliar, kita sesuaikan aja. Tapi tetap, masyarakat perlu kita bantu. Apapun resikonya kita bantu," pungkasnya.
Dari catatan DPKP Kota Tangsel,
Sepanjang Januari hingga September 2023, setidaknya ada 68 titik kebakaran terjadi di Kota Tangsel. Sebelumnya ditulis 60 insiden kebakaran.
Dari 68 titik insiden kebakaran, Kecamatan Ciputat menempati urutan paling tinggi dengan 24 kejadian kebakaran, urutan kedua di tempati Kecamatan Pondok Aren dengan 16 kejadian kebakaran.
Diurutan ke tiga ada Kecamatan Pamulang dengan 11 kejadian kebakaran, Kecamatan Ciputat Timur menampati urutan ke empat dengan 6 kejadian kebakaran dan diikuti Kecamatan Serpong dengan 5 kebakaran.
Sementara dua wilayah dengan kejadian paling rendah berada di Kecamatan Serpong Utara dengan 4 kejadian kebakaran dan Kecamatan Setu dengan 2 kejadian kebakaran.