Aktivis Lingkungan Minta Pemkot Tangsel Tekan Produksi Sampah Plastik

Tumpukan sampah yang ada di salahsatu kawasan Kota Tangsel. Tumpukan sampah yang ada di salahsatu kawasan Kota Tangsel.

detakbanten.com, TANGSEL-Masalah sampah berbahan plastik di Kota Tangsel, semakin hari keberadaannya semakin memprihatinkan. Hampir di beberapa tempat, sampah plastik kerap dapat ditemukan.

Dari informasi, Kota Tangsel memproduksi sebanyak 17,37 Persen atau sekitar 78 ton sampah plastik dari 400-450 ton sampah yang dihasilkan masyarakat dari tujuh kecamatan yang ada di kota tersebut.

Menyikapi besarnya angka sampah plastik di Kota Tangsel itu, aktibis lingkungan hidup dan Ketua Bank Sampah Sungai Cisadane (Banksa Suci) Ade Yunus berpendapat bahwa, Pemkot Tangsel harus memberi perhatian secara khusus, dan segera ada tindakan jelas dalam mengurangi jumlah produksi sampah plastik setiap harinya.

“Perlu regulasi khusus dari pemerintah daerah seperti Peraturan Walikota surat keputusan (SK) atau pun surat edaran (SE) untuk meredam semakin meningkatnya penggunaan plastik. Kalau regulasi sudah ada yang perlu dilakukan adalah evaluasi,” kata Ade dihubungi wartawan melalui Aplikasi Whatsapp, Rabu (1/6/2022).

Menurut Ade, Pemkot Tangsel harus bisa menekan penggunaan plastik di masyarakat. Mengingat persoalan sampah plastik, saat ini sudah ada regulasi yang di keluarkan Mentri Lingkungan Hidup mengenai pengurangan sampah plastik, yakni Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutan Republik Indonesia Nomor P.75/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2019 Tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah Oleh Produsen.

Disamping itu, Ade bilang, Pemkot Tangsel harus berperan aktif dalam menekan produksi sampah plastik yang selama ini banyak berasal dari pembungkus makanan, kemasan air minum, dan lain-lainnya.

“Dari Pemerintahnya harus memulai langkah konkrit dalam menekan jumlah produksi sampah plastik. Misalnya, dalam setiap kegiatan rapat sudah tidak lagi menyediakan air minum dan makanan yang menggunakan kemasan berbahan plastik, kalau perlu mengurang belanja daerahnya,” ujarnya.

Ade menegaskan, Walikota Tangsel sebagai pemimpin harus berperan aktif dalam mengedukasi masyarakat agar tidak selalu menggunakan plastik. Salahsatu yang bisa dilakukan untuk mengedukasi masyarakat mengenai persoalan sampah plastik, yakni melalui kampanye anti penggunaan plastik.

“Kampanye aksi pengurangan sampah plastik, seperti kegiatan ogging sambil memungut sampah sudah Banksasuci lakukan. Keteladanan, pengurangan sampah plastik dapat di mulai dari lingkungan atau kantor-kantor pemerintah daerah, dan banyak lagi yang bisa dilakukan kalau memang mau serius dalam persoalan mengurangi sampah plastik ini,” pungkasnya.

 

 

Go to top