Obat keras yang termasuk dalam daftar golongan G ini dijual murah dan bebas di toko obat berkedok toko kosmetik.

Aktivis asal Solear Zulkarnain menilai aparat penegak hukum (APH) belum maksimal dalam memberantas peredaran obat yang berpotensi merusak masa depan generasi muda.

"Lebih kurang ada 10 toko obat Eksimer dan Tramadol di wilayah Kecamatan Cisoka dan Solear, dan sampai saat ini masih bebas beroperasi," ungkap Zulkarnain, Jumat (23/9/2022).

Mirisnya kada Zulkarnain, pedagang atau pengedar ini adalah orang pendatang, sementara korban ini adalah generasi muda di Tangerang.

"Mereka untung, dapat omzet besar tiap hari, sementara generasi kita disini buntung, mabok, beler dampak dari obat keras yang dijual bebas tanpa resep dokter itu," tegas Zul.

Untuk itu sambung Zul, meminta kepada APH, Satpol PP, Dinkes Kabupaten Tangerang agar serius untuk memberantas peredaran obat terlarang ini.

"Jangan sampai anak kita sendiri, anak anak APH sendiri yang menjadi korban," pungkasnya.

Diketahui toko obat di Cisoka ada 5 titik sementara di kecamatan Solear ada 4 titik.

"Kami tunggu APH bertindak, kalau tidak saya akan giring massa alias warga untuk bertindak, beberapa waktu lalu di Solear sempat di segel, namun sekarang sudah buka lagi, alasan pemilik toko sudah bayar denda Perda 5 juta rupiah, ini nggak sebanding dengan rusaknya masa depan generasi muda kita," tutup Zul (Day/Han).