Waspada Gagal Ginjal Akut, Menko Muhadjir: Setop Gunakan Obat Sirup Sama Sekali

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy.

Detakbanten.com, JAKARTA - Kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) terus disorot. Pemerintah menyoroti kasus yang secara misterius menyerang anak-anak ini. Dari informasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), ini telah menembus angka 241 kasus.

Faktor pemicu disinyalir karena obat sirup yang mengandung etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) melebihi ambang batas normal. BPOM dan Kemenkes dan BPOM telah menarik sejumlah produk obat cair yang mengandung EG dan DEG dari pasaran ini.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, sementara waktu, wanti-wanti utuk masyarakat agar tidak mengonsumsi obat sirup untuk anak-anak.

"Kalau ingin mengkonsumsi obat itu, harus ada resep dan rekomendasi dari dokter. Saya imbau masyarakat tidak menggunakan obat sirup sama sekali. Kecuali ada rujukan dokter. Terutama anak-anak 1-15 tahun, mohon diwaspadai," kata Muhadjir di Jakarta, Sabtu (22/10/2022).

Berdasarkan hasil pantauan Kemenkes, intensitas kasus gagal ginjal akut misterius terlihat lebih tinggi dua bulan belakangan. Sementara berdasarkan persentase kasus, melaporkan total sembuh 39 kasus. Sementara, masih dalam pengobatan ada 69 kasus dan meninggal 133 kasus.

Hasil pantauan Kemenkes, kasus gagal ginjal akut misterius menyerang anak rentang usia 1-5 tahun, dengan total 153 kasus. Lalu, usia 6-10 tahun 37 kasus, di bawah 1 tahun ada 26 kasus, dan 11-18 tahun 25 kasus.

“Kami meminta agar pelayanan kesehatan dari tingkat terkecil di desa atau kelurahan untuk proaktif turun dan melakukan penyisiran kasus. Perangkat kesehatan di desa atau kelurahan mengecek dan mendata riwayat kesehatan serta obat yang dikonsumsi anak-anak,” tambahnya.

 

 

Go to top