Saran Ketum ASPARNAS Ngadiman untuk Menumbuhkan Sektor Ekraf di Wilayah Terpencil

Dr. Ngadiman, pelaku usaha hotel dan wisata, sekaligus akademisi dari Universitas Tarumanagara. Dr. Ngadiman, pelaku usaha hotel dan wisata, sekaligus akademisi dari Universitas Tarumanagara.

Detakbanten.com, JAKARTA – Belum lama ini, Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN pada 5-7 September 2023. Menparekraf Sandiaga S. Uno, memprediksi bahwa KTT ini bakal memberikan dampak ekonomi yang setara dengan KTT G20 yang digelar di Bali tahun 2022.

Saat ini pihaknya tengah menugaskan tim khusus untuk menghitung rinci dampak ekonomi dari penyelenggaraan KTT ASEAN selama tiga hari itu. Diketahui, KTT G20 tahun 2022 di Bali berdampak signifikan terhadap perekonomian nasional. Totalnya mencapai 533 juta dolar AS, atau sekitar Rp7,4 triliun. Serta menciptakan lebih dari 33 ribu lapangan kerja baru.

Ini adalah faktor penting yang ikut diperhitungkan dalam prediksi dampak ekonomi KTT ASEAN ini. Selain dampak ekonomi, Menparekraf juga mengamati okupansi hotel di sekitar kawasan Senayan, Jakarta, yang mencapai 100 persen selama KTT ini. Ini menunjukkan daya tarik Jakarta sebagai tuan rumah acara internasional.

Dalam kesempatan terpisah, Ketua Umum Asosiasi Pariwisata Nasional (Asparnas), Dr. Ngadiman angkat bicara. Ia menegaskan pentingnya sektor pariwisata dalam KTT ASEAN 2023 ini. Ia mengungkapkan bahwa salah satu tujuan dari KTT ASEAN adalah koloborasi antar negara yang makin erat dalam berbagai bidang, termasuk pariwisata.

“Tentunya, harapan besar kita adalah akan memberikan dampak, terutama investasi terhadap sektor ini. Saya dengar banyak investor dari negara ASEAN yang sangat berminat untuk melakukan investasi terhadap sektor ini. Kita tunggu realisasinya,” kata Dr. Ngadiman, yang juga seorang dosen dan pengusaha jasa konsultasi perpajakan dan keuangan, serta industri real estate dan perhotelan ini, kepada Detakbanten.com, Minggu (10/9/2023).

Menparekraf Sandiaga juga mengungkap bahwa ada sekitar 25 perusahaan lebih tertarik berinvestasi di sektor pariwisata Indonesia, khususnya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Mereka berasal dari India, Uni Emirat Arab, Tiongkok, Prancis, hingga Polandia.

“Saya senang sekali mendengarnya. Tentunya, lebih senang lagi jika ini bukan hanya sekadar wacana tapi ada tindak lanjut real-nya. Kapan akan masuk dan dibangun. Jika ini terjadi harapan besar, perkembangan pariwisata kita ke depan akan menjadi motor utama penerimaan devisa,” jelas Owner Loccal Collection Hotel di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur ini.

Bercermin dari event internasional seperti KTT ASEAN, bagaimana strategi dan peluang Indonesia menumbuhkan sektor ekonomi kreatif (ekraf) dalam kancah internasional kenegaraan? Menurut Ngadiman, event internasional harus di garap dengan baik.

Topik atau temanya harus mendukung promosi bidang pariwisata dan ekraf. Selain itu ajang tersebut juga harus dapat memperkenalkan segala aspek yang ada di daerah tersebut. Terkait hal itu, Ngadiman sangat menaruh harapan besar jika jangan hanya menggelar ajang besar di kota-kota yang sudah sering diadakan.

“Jangan hanya di Bali atau Lombok, tapi juga ada Labuan Bajo. Ada pula di Bintan, Likupang, ada Morotai, Belitung, dan lain-lain. Memang, di beberapa tempat masih perlu diperbaiki dan dibenani infrastrukturnya. Tapi, di Bajo saja sampai saat ini tidak ada taksi umum. Kan, aneh dan mahal sekali. Masa’ daerah wisata premium taksi saja tidak ada. Ini hanya contoh kecil saja. Masyarakatnya juga harus mendukung dan menjaga wilayahnya sekondusif mungkin dan meningkatkan hospitality-nya,” jelas Dr. Ngadiman, pengusaha hotel dan wisata, sekaligus akademisi dari Universitas Tarumanagara ini.

 

 

Go to top