Bus Listrik Tak Cocok untuk Trayek AKAP

Bus Listrik Tak Cocok untuk Trayek AKAP

Detakbanten.com, JAKARTA – Penggunaan bus listrik belum dapat diterapkan pada bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dan pariwisata. Hal tersebut ditegaskan oleh Direktur Utama Perusahaan Otobus Siliwangi Antar Nusa (PO SAN) Kurnia Lesani Adnan.

Diakui Sani, infrastruktur penunjang penggunaan bus listrik di Indonesia belum sepenuhnya siap. Sementara baterai kendaraan pada kendaraan listrik belum cukup menunjang beban dan jarak tempuh bus AKAP dan pariwisata.

Kata Sani, bus AKAP tidak bisa menahan atau melawan perubahan. “EV itu pasti akan terjadi di dunia ini. Tapi, saat ini, EV lebih ideal di kawasan tertentu,” ujar Sani, ditemui di Jakarta, Sabtu (8/10/2022).

Artinya lanjut Sani, transportasi ini merupakan model transportasi darat. “Ini ada dari beberapa pola, AKAP, AKDP, angkutan kota dan sebagainya. Menurut saya, EV ini lebih ideal untuk dalam kota. Kalalau untuk pariwisata atau AKAP, rasanya masih jauh dari mungkin untuk saat ini, ya,” jelas Ketua IPOMI dan DPP Organda ini.

Sandi pun meminta pemerintah tak memaksakan pengusaha bus AKAP dan pariwisata buru-buru beralih ke bus listrik. Pasalnya, hingga kini, teknologi baterai itu baru tahan sampai 300 kilometer.

“Dengan catatan, medan jalan yang rata. Fast charging paling cepat 2-4 jam. Misalnya, di tengah jalan Jakarta-Solo, baterai habis dan minta izin ke penumpang mengisi tiga jam, kan tidak mungkin,” tambahnya.

Menurutnya, bus listrik kapasitas besar dapat mengurangi daya kapasitas bagasi dan mengurangi efisiensi bus AKAP yang saat ini didesain untuk memuat banyak barang bawaan penumpang.

Sayangnya, kata Sani, pihaknya melihat, pemerintah belum berani untuk mendorong para pengusaha bus AKAP. “Ya, karena alasan itu,” imbuhnya.

Sani menambahkan hanya sebagian wilayah di Indonesia yang siap dengan tren kendaraan listrik. Maka itu, ini akan mempersulit pengusaha bus AKAP jika mengalami kendala di sistem kelistrikan bus mereka.

“Sebenarnya, teknologi elektrik ini masih belum matang. Di kawasan tertentu, kalau terjadi apa-apa cepat. Tapi, bus AKAP ini seperti ‘bang Toyib’. Terlebih, pariwisata tujuannya tidak tentu. Sebaiknya, tidak dipaksakan untuk bus AKAP. Lebih baik ke angkutan kota lebih dulu, dan belum tentu juga biayanya lebih murah,” katanya.

Go to top