YAICI Ajak Masyarakat Bijak Konsumsi SKM Untuk Anak Balita

YAICI Ajak Masyarakat Bijak Konsumsi SKM Untuk Anak Balita

detakbanten.com, KOTA SERANG - Gizi buruk tidak hanya disebabkan oleh kemiskinan atau daerah yang terisolir, tapi juga karena kurangnya pengetahuan masyarakat akan makanan dan minuman yang bergizi untuk anak. Fakta pengetahuan masyarakat yang rendah terlihat dari banyaknya kasus gizi buruk akibat kesalahan orang tua memberi asupan makanan pada anak.

Demikian dikatakan Ketua Harian Yayasan Abhiparaya Insan Cendikia Indonesia (YAICI) Arif Hidayat saat kegiatan talk show gizi berkesinambungan guna mengawal dan mewujudkan generasi emas 2024, di kampus Aisyiyah, Kramatwatu, Selasa (30/4/2019).

Ia mengatakan, di tengah kemajuan teknologi, arus informasi diterima masyarakat tanpa filter. Masyarakat juga setiap saat terpapar iklan yang belum teruji kebenarannya. Jika tidak dibekali dengan pengetahuan yang tepat, maka masyarakat akan menjadi konsumen tanpa mengetahui baik buruk produk Yang dikonsumsinya.

"Iklan SKM yang sejak jaman kolonial hingga milenial, diiklankan sebagai minuman susu untuk bayi dan pertumbuhan anak, telah membentuk persepsi masyarakat bahwa SKM adalah susu bernutrisi. SKM memiliki kandungan gula yang tinggi yaitu 20 gram persekali saji/ 1 gelas dengan nilai protein 1 gram, lebih rendah dari susu Iainnya Padahal, peruntukan SKM hanyalah sebagai bahan tambahan makanan dan minuman atau topping," jelas Arif Hidayat. .

Persoalan-persoalan kesehatan diatas, kata Arif, jika tidak segera diatasi maka akan menjadi penghalang tercapainya visi besar bangsa mewujudkan Indonesia Emas 2045. Sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang hari ini masuk kategori anak (15 tahun ke bawah) dalam beberapa tahun ke depan akan menjadi pemimpin Indonesia di berbagai sektor.

"Anak-anak yang sehat dan bertumbuh kembang dengan baik akan menciptakan generasi masa depan yang produktif serta pemimpin yang mampu membangun Negeri. Oleh karena itu perlu adanya pengawalan terhadap kesehatan generasi penerus bangsa," terangnya.

Sementara itu, Kasi Kesehatan keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan Banten Tiara Luthfie memaparkan, penyebab stunting adalah karena asupan gizi pada saat hamil sampai usia 3 tahun kurang. Salah satu asupan gizi tidak beri ASI.

"Jadi, penyebab stunting, anak tidak di kasih ASI, dan kualitas makanan pendamping tidak sesuai standar. Sehingga kalo kualitas makan ga bagus, sanitasinya kurang otomatis kurang anak rentan terkena penyakit," ujarnya.

Untuk itu, kata Tiara, SKM hanya untuk topping makanan dan minuman saja, tidak dianjurkan untuk anak balita sebagai sumber protein.

"Saya sangat tidak menganjurkan anak balita diberikan SKM sebagai sumber makanan protein, karena SKM itu kandungan gulanya terlalu tinggi, sehingga tidak bagus untuk anak," jelasnya.

 

 

Go to top