Sempat Mogok Karena Kedelai Naik, Kini Produsen Tahu Tempe Beroperasi Kembali

Sempat Mogok Karena Kedelai Naik, Kini Produsen Tahu Tempe Beroperasi Kembali

Detakbanten.com, Serang - Produsen tahu-tempe di Desa Pejaten, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, Banten kini kembali beroperasi setelah mogok produksi sejak Jumat 1-3 Januari 2021 akibat dampak dari kenaikan harga kedelai impor di Pasar.

"Ya, kemari memang kita sempat mogok selama tiga hari secara serentak. Tapi sekarang sudah kebali normal lagi," kata Nasrulah, pemilik pabrik tahu di Keramatwatu, Kabupaten Serang, Rabu (6/1/2021).

Ia mengakui, di hari pertama beroperasi pihaknya masih produksi dalam jumlah normal meskipun harga kacang kedelai belum ada penurunan.

Namun, untuk menyiasati harga tersebut dirinya terpaksa menaikan harga pada tahu-tempe yang diproduksinya.

"Kalau saya 2 kwintal, 200 kilogram kedelai, jadinya tergantung tahu, macem-macem ga semua hasilnya segitu sesuai ukuran tahu kalau besar jadinya dikit," katanya.

Ia mengungkapkan jika hasil produksi itu tidak dinaikan dipastikan akan mengalami kerugian, meskipun para konsumen di pasar akan keberatan dengan lah itu.

"Kalau di pasar sama aja yang kecil yang besar juga, harga kita naikan. Karena kita menyeauaikan sama harga kedelainya" imbuhnya.

Ia berharap harga kedelai itu segera stabil agar penjual tahu-tempe yang ada di Kabupaten Serang kembali normal.

"Kalau saya berharap sama yang penting ada barangnya, usahanya laku di pasaran. Kalau minta mah pengenya murah semuanya," ungkapnya.

Nasrulah sendiri menjual hasil pembuatan prodiksinya itu ke wilayah pasar Cilegon dan Merak dengan harga kisaran Rp7.000 sampai Rp8.000. Jika lebih dari harga tersebut, Nasrullah merasa keberatan.

"Ini harga sudah disesuaikan dengan harga kacang yang asalnya Rp5.000 sekarang naik jadi Rp7.000 sapai Rp8.000," terangnya.

Selain itu, dikatakan dia, pandemi COVID-19 juga berpengaruh terhadap penjualan tahu di pasaran. Sebab banyak orang yang enggan pergi ke pasar, karena adanya larangan berkerumun.

"Dari pemasaran ada pengaruh pandemi, di pasar juga kebanyakan berkurang tidak boleh berkerumunkan. Orang yang belanja sekian jadi menurun, warung juga pelanggan kita sepi," tandasnya.(Aden)

 

 

Go to top