Paket Sembako Presiden Dari Kemensos, Faktanya Tidak Senilai 300 Ribu

Paket Sembako Presiden Dari Kemensos, Faktanya Tidak Senilai 300 Ribu
detakbanten.com TANGSEL - Saat dirinci, isi Bantuan Sosial (Bansos) Sembako Presiden yang diberikan melalui Kementerian Sosial (Kemensos) kepada warga RT 005 RW 002, Kelurahan Ciater, Kecamatan Serpong Kota Tangerang Selatan (Tangsel) totalnya hanya seharga 255.500 ribu rupiah.
 
Berikut isi paket Sembako beserta harganya yang mengacu pada standar harga toko modern atau minimarket 2 karung beras ukuran 5 kilogram seharga Rp64 ribu jika ditotal menjadi 10 kilogram menjadi Rp128 ribu, 2 liter minyak goreng kemasan botol seharga Rp30 ribu, mie instan 15 pcs sedaap seharga Rp37.500, dan sarden kaleng kecil 6 pcs Gaga seharga Rp60 ribu.
 
Menteri Sosial (Mensos) Juliari P Batubara menerangkan, harga sembako yang dibagikan adalah seharga Rp300 ribu yang nantinya akan dibagikan sebanyak 2 kali, sehingga masyarakat terdampak Corona Virus Disease 2019 (Covid19) akan mendapatkan bantuan sebesar Rp600 ribu.
 
"Kalau tidak salah alokasi 73 ribu KK di Tangsel, 1 bulan 2 kali selama 3 bulan, jadinya akan dilakukan 6 penyaluran. 4 bentuk sembako, dan 2 beras dari Bulog," ujarnya saat memantau pembagian bantuan presiden di Ciater, Serpong, Kota Tangerang Selatan, Rabu (13/5/2020).
 
Sementara itu, warga Ciater Basar (51) sangat berterima kasih kepada pemerintah atas bantuan yang diberikan, dirinya mengaku kesulitan saat pandemi Covid19 dan hanya mengandalkan penghasilan anak yang berkerja di steam motor, dan dirinya pun belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah.
 
"Saya berterima kasih banget kepada pemerintah atas bantuannya, selama virus corona saya baru mendapat bantuan dari pemerintah," terang Basar sembari sumringah.
 
Dilokasi yang sama, Kepala Dinas Sosial Kota Tangsel, Wahyunoto Lukman saat ingin diklarifikasi mengenai apakah penerima bansos seharga 300 ribu dari kemensos akan mendapatkan bansos kembali, seperti yang dijanjikan yakni sebesar 600ribu rupiah. Whyunoto malah seperti enggan memberi keterangan, bahkan terkesan melarikan diri dari kejaran awak media.
 
"Nanti aja ya, saya lagi buru-buru ngejar Menteri, nanti telat lagi," tutupnya. (AW)

 

 

Go to top