Malaysia Airlines Bangkrut Tapi Masih Operasi Di Bandara Soetta

Malaysia Airlines Bangkrut Tapi Masih Operasi Di Bandara Soetta

detakbanten.com BANDARA SOETTA - Maskapai Penerbangan Malaysia Airlines menyatakan telah bangkrut akibat dua insiden kecelakaan pesawat beberapa waktu lalu. Maskapai itu pun melakukan pemecatan terhadap 6000 karyawan dan menutup sejumlah kantor. Namun Malaysia Airlines masih mengoperasikan tiga kantor cabang yang ada di Indonesia yakni di Bandara Soekarno-Hatta, Bandara Kualanamu Medan dan Bandara Ngurah Rai Bali.

"Malaysia Airlines di Bandara Soekarno-Hatta masih melayani penumpang, dalam satu hari bisa melayani delapan jadwal penerbangan," jelas Manajer Malaysia Airlines Bandara Soekarno - Hatta AB Sukor Saleh. Jumat (05/06/2015).

Saleh mengakui, Malaysia Airlines secara global mengurangi jumlah pegawai dari 20.000 pegawai menjadi 14.000 pegawai. Namun dia membantah pengurangan tersebut karena maskapai mengalami kebangkrutan.

"Kami lakukan itu untuk mengefisienkan perusahaan," paparnya.

Saleh juga menyatakan bahwa pegawai Malaysia Airlines di Indonesia tidak mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) tersebut. "Jumlah karyawan di Indonesia ada sekitar 70 orang," ungkapnya.

Menurutnya, efisiensi karyawan itu terpaksa dilakukan untuk mengurangi beban biaya (cost) yang harus dikeluarkan maskapai. Para pegawai yang dipensiunkan itu adalah mereka yang sudah berusia lanjut dan yang bertugas di departemen yang kini dihilangkan.

Selain itu pihaknya juga menutup tiga kantor cabang di negara yang dinilai tidak produktif, seperti di Krabi Thailand, Frankfurt Jerman, dan beberapa tempat lain.

"Mereka tetap kita bayar dan mereka juga kita tawari bekerja di anak perusahaan kami," jelasnya.

Seperti diketahui, Malaysia Arlines mengalami dua peristiwa beruntun pada 2014 kemarin. Peristiwa HM 370 yang hilang pada Maret dan MH 17 yang tertembak peluru kendali Ukraina pada bulan Juli.

Saleh menerangkan insiden yang menimpa Malaysia Airlines membuat perusahan penerbangan tersebut mengalami penurunan jumlah penumpang. Hal tersebut berimbas pada kelangsungan perusahaan tersebut.

"Saat ini kami hanya melayani sekitar 960 orang per harinya." terang Saleh.

 

 

Go to top