Kini calo melancarkan aksinya dengan menggandeng porter (jasa angkut) untuk mencari calon pembeli tiket penerbangan. Calo memilih kerjasama dengan porter karena dapat berinteraksi/menawarkan tiket pesawat langsung kepada calon pembeli tanpa dicurigai oleh petugas bandara. Praktek ini terkuak ketika salah satu Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang baru tiba di Tanah Air. Jum'at, (15/05/2015).

Setibanya Fatma (36), di Bandara Soetta dan setelah melalui pemeriksaan Imigrasi dan pendataan oleh Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) di Terminal 2 Soetta, dirinya hendak membeli tiket pesawat tujuan Palu. Disaat ingin keluar dari terminal dia bertemu dengan oknum porter yang menawarkan jasanya untuk mengangkut barang bawaannya.

Diperjalanan menuju keluar terminal, dirinya mengaku ditawarkan tiket pesawat oleh oknum porter tersebut. Karena memang membutuhkan, dia pun mengikuti arahan dari porter.

Ternyata bukan tiket yang dia dapatkan, namun dia diminta oleh porter supaya naik ke mobil mini bus yang sudah menunggu.

Belakangan diketahui ternyata pengemudi mobil minibus itu seorang calo tiket dan berniat membawa Fatma keluar kawasan Bandara Soetta.

Tidak terima dirinya dan barang bawaannya ditarik oleh supir minibus itu, Fatma menangis sehingga menarik perhatian petugas security.

"Tadinya aku sudah curiga, tapi karena katanya bisa membelikan tiket tujuan Palu, aku nurut aja" ujar wanita yang baru pulang dari Arab Saudi ini.

Dia kemudian dibawa oleh security ke kantor keamanan Terminal 2 Bandara Soetta, setelah dimintai keterangan dia diserahkan kepada petugas BNP2TKI untuk dibantu kepulangannya.

Ketika dihubungi, Senior Manager Security Bandara Soetta P.S Butar-Butar sangat merespon dengan melakukan pemeriksaan terhadap porter yg diduga melakukan hal yang merugikan pahlawan devisa itu.

"Kami sudah memeriksa porter tersebut, dan ditindak tegas,"ungkapnya.