Air PDAM Mati, Warga Cipondoh Mengeluh

Air PDAM Mati, Warga Cipondoh Mengeluh

detaktangsel.com- TANGERANG, Warga Komplek PDK Cipondoh Kota Tangerang mengeluh pelayanan PDAM yang tidak memuaskan. Air asal perusahaan daerah ini yang biasa dipakai warga Cipondoh untuk berbagai keperluan sehari hari ini sering kali mati.

Akibat air PDAM mati, warga Komplek Cipondoh terpaksa membeli air gerobak dorong dan air isi ulang untuk memenuhi kebutuhan sehari hari. Kondisi ini berlangsung sejak Sabtu (5/4) sekitar pukul 23.00.

"Saya hendak menyalahkan air ternyata mati. Air PDAM mati berkelanjutan sampai esok hari, Minggu. Nyala lagi ketika saya hendak salat Magrib. Kemudian kembali mati sampai sekarang, Senin (7/4)," tutur Air, warga setempat.

Kalau memanfaatkan air tanah, menurutnya, selain jelek juga bau, airnya kuning, kotor. dan menimbulkan gatal-gatal.

"Jadi boro-boro buat mandi, untuk nyuci pakaian aja pakaian putih jadi kuning," keluh warga komplek PDK Jalan Melur, Kecamatan Cipondoh ini.

Air mati bukan yang kali pertama. Hal ini sudah sering terjadi. Kejadian kali ini yang terparah karena biasanya mati satu sampai dua jam saja.

Pernyataan yang sama diucapkan warga perumahan Royal 1. Air PDAM mati bukan hanya sekali ini, melainkan sudah sering kali.

Ia berharap kinerja pihak terkait agar lebih ditingkatkan. Kalau harus membeli air isi ulang, pihaknya harus merogoh kocek Rp 5 ribu per galon.

"Kalau sehari butuh 10 galon, maka kita harus mengeluarkan kocek Rp50 ribu per hari. Kalau begini terus, kita bisa rugi," kata Meina, ibu tiga anak ini.

Sementara ketika dikonfirmasi kepada Plt Dirum PDAM Tirta Benteng Tony Wismantoro mengaku pasokan air dari perusahaan yang dipimpim memang mati. Kondisi akibat alam, bukan masalah tekhnis.

"Kondisi curah hujan yang tinggi di wilayah Bogor, Sabtu (5/4), mengakibatkan ketinggian air di Bendungan Batu Belah, muara Kali Cisadane, mencapai 720 Meter. Sehingga membuat air Kali Cisadane meluap. Kondisi ini mengakibatkan beberapa wilayah Tangerang sepanjang Kali Cisadane banjir. Untuk itu, pihaknya membuka pintu air 10 untuk membuang air ke laut dan mengurangi luapan," katanya.

Karena aliran air cukup deras, menurutnya, Kali Cisadane sekarang kering dan penuh dengan lumpur. Sehingga tidak ada air yang masuk ke Intek PDAM.

"Air Kali Cisadane yang kering mengakibatkan PDAM tidak dapat memberikan pasokan air ke masyarakat dengan maksimal," tuturnya.

Hal ini juga, ia menambahkan, berpengaruh terhadap produksi. Karena air yang masuk ke Intek akan disaring dan diolah terlebih dahulu sebelum diproduksi maupun dipasok ke masyarakat. Dalam hal ini membutuhkan waktu berjam-jam untuk mengolah langsung.

"Saya mengimbau masyarakat Kota Tangerang agar bersabar dalam hal ini. Ketidakadaan air saat ini lebih kepada keadaan alam, bukan kesalahan tekhnis dari PDAM," ungkapnya. (Ades)

 

 

Go to top