SDM Belum Mumpuni Pandeglang Masih Datangkan Ikan Dari Luar

SDM Belum Mumpuni Pandeglang Masih Datangkan Ikan Dari Luar

detakbanten.com PANDEGLANG - Kabupaten Pandeglang pernah menjadi Sentra Ikan air tawar. Ikan Mas Si Nyonya menjadi Ikon - nya, memiliki ciri mata yang kecil (sipit), tubuhnya panjang berisi dan rasanya yang pulen, khas Ikan Mas yang hidup di air Pegunungan dan persawahan.

Namun kini, jangankan bisa menjual Ikan keluar daerah, apalagi ekspor ke luar negeri, untuk memenuhi kebutuhan didaerah sendiri saja harus mendatangkan dari luar. Konon kabarnya lebih dari 2 ton Ikan Air tawar masuk ke Kabupaten Pandeglang setiap minggunya. Menurut Agus, salahasatu Agen Ikan Mas di Cikole Kecamatan Majasari, Ikan Mas didatangkan dari Purwakarta dan Sukabumi (Jabar).

Wawan Purnawarman, Kepala Bidang (Kabid) Budi daya Ikan air tawar pada Dinas Kelautan dan Perikanan, Kabupaten Pandeglang kepada Detakbanten.com mengungkapkan bahwa faktor Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan penyebab utama Usaha Ikan air tawar di Kabupaten Pandeglang tidak bisa berkembang maju.

"Yang utama adalah karena SDM nya belum mumpuni, Tenaga teknis dibidang Perikanan masih sedikit. Untuk tenaga Penyuluh perikanan saja hanya ada 15 orang," ungkapnya.

"Selain itu, masyarakat kita masih memandang bahwa Usaha Ikan air tawar belum bisa dijadikan Usaha pokok. Jadi sifatnya hanya selingan saja," tambahnya.

Menurut Wawan, sejauh ini Dinas Kelautan dan Perikanan telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan Produktivitas Ikan air tawar. Mulai dari memberikan Pelatihan teknis, penyuluhan sampai memberikan bantuan dana kepada Para Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan).

"Tiap tahun ada Programnya, untuk tahun ini saja sekurangnya ada 45 Pokdakan yang akan menerima bantuan dana," bebernya.

"Kita berharap, Bantuan dana ini nanti bisa digunakan sebaik- baiknya oleh Para Pokdakan dan mendorong mereka untuk bisa meningkatkan hasil usaha," harapnya.

Berbeda dengan Wawan, Anggota dari Masyarakat Dialog Pandeglang Utara (MDPU), A Nasuhi berpendapat Kerusakan Lingkungan di Tiga Gunung (Karang, Aseupan, Pulosari) telah menyebabkan menyusutnya debit air dari sumbernya, sehingga masyarakat saat ini sulit untuk mengembangkan Budidaya Ikan.

Dia bercerita Pada tahun 80- an, air dari kawasan Gunung Karang masih melimpah turun mengalir ke Kecamatan Cadasari (Karangtanjung, Koroncong) dan sekitarnya.

"Dulu susukan (anak sungai) yang di Cadasari, Pabrik/ Cigadung, Juhut airnya ada, sekarang mah ada airnya kalo musim hujan doang. Sungai- sungai juga sekarang sudah kecil airnya, ini karena Kawasan Gunung sebagai Penyimpan air sudah banyak mengalami kerusakan, pohon - pohon banyak ditebang," tuturnya.

"Dulu mah air masih melimpah, Ikan Mas itu kan airnya harus jalan. Waktu itu Pusat Ikan Mas ada di Kecamatan Cadasari (Karangtanjung), Mandalawangi, Cimanuk dan Banjar," tambahnya.

Menurut Nasuhi selain faktor diatas, dia menilai saat ini para Pokdakan yang ada di Kabupaten Pandeglang tidak semuanya murni Pembudidaya Ikan. Keberadaan mereka, terutama yang mendapat bantuan dana dari Pemerintah harus dipantau oleh Dinas dan Lembaga terkait sehingga Dana hibah tersebut tidak terbuang secara sia- sia.

"Dana bantuan itu harus diberikan kepada Pokdakan yang benar- benar Pokdakan, bukan kepada Kelompok Pembudidaya Dadakan yang sejatinya mereka hanya mengincar Uangnya saja. Biasanya setelah program selesai, kelompoknya juga selesai," tandasnya.

"Programnya harus berkesinambungan. Kelompok- kelompok harus dibina dengan baik, Dinas terkait dan para Stakeholder harus lebih Proaktif lagi," tambahnya.

 

 

Go to top