Sempitnya ruas jalan dituding menjadi biang kemacetan, apalagi pada hari sabtu dan minggu ketika banyak kendaraan dari luar daerah yang masuk ke kota Pandeglang.

Separti pada beberapa hari yang lalu, terjadi antrian panjang sampai lebih dari 10 KM. Penyebabnya adalah karena ada sebuah mobil truk yang mengalami pecah ban di kampung Gayam, kecamatan Cadasari. Selang beberapa hari, kejadian hampir serupa terjadi. Kali ini sebuah truk pengangkut genteng, bannya amblas ditanah lumpur, sehingga kepala mobil tersebut setengahnya menjorok ke bahu jalan.

Zarot, warga Kecamatan Karangtanjung mengatakan, kemacetan semakin sering terjadi. Menurutnya, kian hari volume kendaraan yang melintas di jalan tersebut semakin meningkat.

"Wajar sekarang sering macet, pengguna kendaraan semakin banyak, sementara yang saya tahu, sudah puluhan tahun jalan ini tidak pernah ditambah lebarnya," katanya, Minggu (20/12/2015).

Terkait hal diatas, Muklis dari Masyarakat Dialog Pandeglang Kota (MDPK), menilai Pemprov Banten dan Pemda Pandeglang tidak cukup peka dalam merespon issue rencana tata kota dan wilayah terutama dalam hal peningkatan infrastruktur. Menurutnya, setelah 15 tahun Banten jadi provinsi, masih banyak infrastruktur jalan yang belum memadai. Tidak hanya jalan di pedesaan atau jalan Kabupaten.

Padahal kata dia, Pandeglang sudah lama disebut- sebut akan dijadikan kawasan ekonomi khusus (KEK) pariwisata, kesempatan emas ini seyogyanya dijadikan momentum oleh pemerintah daerah untuk bisa menggiring program dari pusat sebanyak mungkin.

"Seharusnya jalan raya Pandeglang itu diprioritaskan sejak dulu untuk diperlebar, selain sebagai jalan utama dia juga sebagi pintu gerbangnya Pandeglang. Ingat, jalan adalah tolak ukur maju tidaknya sebuah daerah," ujarnya.

Dia menambahkan, dibandingkan dengan kota/ kabupaten lain di provinsi Banten, kondisi infrastruktur jalan yang ada di Pandeglang termasuk yang paling tertinggal. Padahal menurutnya jarak dari Pandeglang ke ibukota negara relatif cukup dekat. Selain itu Pandeglang sejak dari tahun 1980- an merupakan salahsatu tempat wisata pantai favorit bagi masyarakat Jakarta dan sekitarnya.

"Ironis memang, Pandeglang punya banyak potensi tapi pembangunannya terasa begitu lambat," pungkasnya.