Roket Falcon 9 milik SpaceX bertanggung jawab dalam membawa Satria-1 dari landasan di Cape Canaveral, Florida. Falcon 9 adalah roket yang mendarat secara vertikal dan dapat digunakan kembali untuk misi berikutnya.

Tahap pertama peluncuran Satria-1 berjalan dengan lancar, di mana pendorong pertama berhasil melepaskan diri dan Falcon 9 mendarat dengan sempurna di Bumi.

Pada tahap kedua, Satria-1 melanjutkan perjalanan menuju target orbit dengan bantuan pendorong kedua. Dibutuhkan waktu sekitar 27 menit bagi Satria-1 untuk mencapai orbit yang telah ditentukan.

Tujuan utama dari Satria-1 adalah untuk meningkatkan akses internet di daerah-daerah terpencil, terdepan, dan terluar (3T) di Indonesia. Diharapkan satelit ini dapat memberikan layanan internet dengan kecepatan 4 Mbps di sekitar 50 ribu titik fasilitas publik.

Proyek pembangunan satelit ini dilakukan oleh Satelit Nusantara 3 dan dirakit oleh Thales Alenia Space (TAS) di Prancis dengan menggunakan platform SpaceBus NEO.

Biaya investasi untuk pembuatan Satria-1 mengalami peningkatan dari awalnya sebesar US$450 juta (sekitar Rp6,6 triliun) menjadi US$540 juta (sekitar Rp8 triliun).

Salah satu alasan peningkatan biaya tersebut adalah karena awalnya Satria-1 direncanakan akan diangkut menggunakan pesawat Antonov, tetapi hal ini tidak dapat dilakukan karena situasi perang antara Rusia dan Ukraina.

Sebagai gantinya, pengangkutan Satria-1 dilakukan menggunakan kapal kargo Nordic dari Prancis menuju Cape Canaveral melalui jalur laut yang memakan waktu sekitar 17 hari.

"SATRIA-1 adalah satelit multifungsi pertama milik pemerintah dengan kapasitas terbesar di Asia. Satelit ini akan menempati orbit 146°BT tepat di atas Papua," kata Jokowi dalam keterangannya.

"Peluncuran SATRIA-1 adalah salah satu upaya kita dalam pemerataan pembangunan infrastruktur digital di pusat pelayanan publik di seluruh Indonesia." Lanjutnya. (Aip)

BERIKUT LINK VIDEONYA

Dari Landasan SpaceX Satelit Indonesia Satria-1 Sukses Diluncurkan, Mengorbit di Atas Papua