Kepala Desa Kebon Cau Rusman Efendi mengatakan, warganya secara swadaya telah mengumpulkan iuran untuk menyewa alat berat untuk mengeruk lumpur dan sampah di sepanjang Kali Tempe. Warga karena mereka khawatir wilayahnya akan kebanjiran saat musim hujan datang. "Sudah satu pekan ini, alat berat melakukan pengerukan lumpur dan sampah dari Kali Tempe," kata Rusman pada Kamis, (18/1/2018).

Rusman menjelaskan sebenarnya warga telah menyampaikan aspirasinya terkait masalah pendangkalan ini kepada pihak-pihak terkait termasuk ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PU) melalui Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWCC). Namun hingga saat ini aspirasi warga belum mendapatkan respon. "Daripada menunggu yang belum pasti, makanya warga berinisiatif untuk secara swadaya melakukan pengerukan Kali Tempe dengan menyewa backhoe," jelasnya.

Menurut Rustam, keberadaan kali tempe sangat bermanfaat bagi warga Desa Kebon Cau khususnya yang berprofesi sebagai petani. Pasalnya, aliran air dari kali tempe juga untuk mengaliri puluhan hektar area pertanian padi Desa Kebon Cau. "Bila aliran kali tempe normal tentu bermanfaat bagi petani Desa Kebon Cau untuk mangaliri area sawah," tuturnya.

Sementara Tokoh Pemuda Teluknaga Sugandi Itra mengatakan, swadaya menyewa ala berat ini sekaligus budaya gotong royong yang sudah mulai terkikis. "Iuran swadaya warga untuk normalisasi Kali Tempe itu bentuk dari membudayakan gotong-royong dan tidak mengandalkan bantuan dari pemerintah," tandasnya.

Sugandi menambahkan, pendangkalan di Kali Tempe oleh sampah dan lumpur bukan diakibatkan oleh Warga Kampung Kebon Cau yang sembarangan membuang sampah, namun sampah tersebut merupakan buangan warga yang berada di hulu kali Tempe dan terbawa hingga ke Kebon Cau. "Bagi warga Kampung Kebon Cau keberadaan kali tempe sangat bermanfaat selain untuk mengaliri sawah juga ada sebagian warga yang masih mengunakan Kali Tempe untuk kegiatan mencuci pakian," pungkasnya.