Marbot Masjid Pasar Sentiong Nyaris Adu Jotos dengan Penarik Pungli Salar PKL

Marbot Masjid Pasar Sentiong Nyaris Adu Jotos dengan Penarik Pungli Salar PKL

detakbanten.com TANGERANG - Seorang marbot Masjid di pasar Sentiong bernama ustadz Yani mengamuk lantaran tumpukan sampah tak diurus oleh pengelola Pedagang Kaki Lima ( PKL) jalan Sentiong PT Adis Balaraja. Padahal kata dia, setiap pedagang diminta iuran sebesar 10 ribu rupiah perhari belum lagi perbulan 500 ribu rupiah. Namun tumpukan sampah yang kini sudah mengeluarkan aroma bau busuk tak pernah diangkut atau dibuang.

Lantaran kesal akibat sampah tak diurus Ustadz Yani ngamuk terhadap pria yang dikenal dengan sapaan Lotot yang tiada lain penarik iuran atau salar harian maupun bulanan, awalnya dia sedang bersih - bersih lantai mesjid, namun tiba - tiba dirinya dipanggil oleh Lotot dan dirinya tanpa ada alasan diomelin, dia lantas tidak terima , akhirnya ustad Yani mengamuk dan menggebrak meja.

"Ini ni premannya yang narik iuran 10 ribu per hari dan 500 ribu perbulan tapi sampah yang sudah bau busuk nggak pernah diangkut, bahkan ini sudah bertahun tahun," ucap ustadz Yani saat memaki maki preman bernama Lotot itu.

Ustaz Yani juga tidak sungkan sungkan menyebut bahwa Lolto itu orang pak Kades Tobat dan juga Jaro setempat.

"Si Lotot ini dibelakang nya Lurah Endang Suherman dan Jaro Tabrani. Dipintain salar terus menerus tetapi sampah tidak di angkut. Tahunan sampah tidak pernah di angkut sama sekali," ungkap Ustadz Yani kepada wartawan, Jumat (10/5/2024) sekira pukul 09.46 WIB.

Kata dia tumpukan sampah yang tidak terurus menggunung dibeberapa tempat dampaknya bau tak sedap mengganggu lingkungan setempat, ia berharap pemerintah Kecamatan Balaraja dapat memberikan teguran kepada pengelola PKL tersebut. ( Han/Day)

 

 

Go to top