Dolar Naik, Produksi Industri Makanan dan Minuman Melemah

Dolar Naik, Produksi Industri Makanan dan Minuman Melemah

detakbanten.com KOTA TANGERANG - Dampak melemahnya rupiah terhadap dolar akhir-akhir ini dirasakan oleh beberapa pelaku industri. Seperti halnya pelaku industri makanan dan minuman yang terkena imbasnya, sehingga membuat tingkat produksinya melemah.

Trend melemahnya nilai tukar rupiah berdampak terhadap naiknya harga bahan baku dan biaya produksi. Bahan baku industri makanan dan minuman sebagian besar merupakan hasil impor, selain itu penurunan nilai tukar rupiah mempengaruhi beban biaya produksi.

GM Manager PT Mayora Rudi Kurniwan mengatakan, dampak melemahnya nilai tukar rupiah sangat dirasakan oleh perusahaan makanan dan minuman ini. Menurutnya kenaikan dolar sangat berpengaruh, membuat harga bahan baku naik sehingga biaya produksi juga naik. "Apalagi kenaikan ini diikuti dengan kenaikan beban biaya tenaga dari kewajiban BPJS jadi total biaya produksi juga naik," ungkapnya kepada wartawan, Kamis (3/9/2015).

Untuk mengantisipasi melemahnya nilai tukar rupiah lanjutnya, beberapa antisipasi dan terobosan sudah dilakukan untuk efisiensi bahan baku sulit dilakukan karena akan berpengaruh terhadap produksi. Hanya saja untuk biaya support atau penunjang terpaksa harus dilakukan pemangkasan agar bisa lebih efisien lagi.

"Salah satunya dengan mengefesiensikan biaya support, biaya perjalanan dinas meeting antar cabang perusahaan diupayakan via jaringan internet/skype/neet meeting/video conference," terangnya.

Rudi berharap agar Pemerintah bisa segera secepatnya merealisasikan stimulus belanja pemerintah agar pertumbuhan ekonomi cepat tumbuh. Persoalannya kenaikan biaya tidak diiringi peningkatan daya beli masyarakat."Karena kelambatan pertumbuhan ekonomi, mengakibatkan daya beli menjadi turun, ini menyebabkan semua industri terkena dampak," tandasnya

 

 

Go to top