Hepatitis Akut Menyerang Anak, Helldy Minta Dinkes Sosialiasi Pencegahan

Wali Kota Cilegon Helldy Agustian saat koordinasi dengan jajaran pejabat Dinkes Cilegon, Selasa (10/5/2022). Wali Kota Cilegon Helldy Agustian saat koordinasi dengan jajaran pejabat Dinkes Cilegon, Selasa (10/5/2022).

detakbanten.com, Cilegon - Kasus hepatitis yang menjangkit kepada anak-anak baru-baru ini sedang menjadi sorotan. Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan kasus hepatitis akut sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Kasus ini sudah menyerang anak-anak di belahan dunia seperti di Eropa, AS, Asia, hingga Indonesia.

Wali Kota Cilegon Helldy Agustian menyatakan, di Kota Cilegon belum ada kasus hepatitis akut. "Belum ada di Cilegon, belum ada laporan masuk dari faskes-faskes yang ada di Kota Cilegon, rumah sakit, puskesmas dan rumah sakit swasta lainnya," kata Helldy kepada awak media usai donor darah di Aula Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cilegon, Selasa (10/5/2022).

Meski demikian, kewaspadaan terhadap virus hepatitis akut yang sudah mulai masuk di Indonesia tetap dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon. "Yang pertama, kita diskusi perihal mengenai kota sehat, dan juga antisipasi mengenai hepatitis akut juga," ujarnya.

Antisipasi masuknya hepatitis akut di Kota Cilegon tetap dilakukan Pemerintah Kota Cilegon melalui Dinkes Cilegon. "Hepatitis Ini banyak menyerang anak kan, Dinkes juga sudah antisipasi, waspada," pungkasnya.

Di tempat yang sama, Kepala Dinkes Kota Cilegon Ratih Purnamasari mengatakan, sosialisasi terkait bahaya hepatitis akut beserta cara pencegahan sudah dilakukan. "Kita sudah buat promosi kesehatan, melalui Instagram atau di Facebook. Masing-masing puskesmas juga sudah mempunyai inovasi informasi mengenai hepatitis akut," tuturnya.

Dinkes Kota Cilegon juga akan melakukan sosialisasi dan rapat kepada seluruh fasilitas kesehatan di Kota Cilegon dengan menghadirkan dokter ahli dari Kementerian Kesehatan RI dan dokter anak, pada Kamis (12/5) esok. "SOP penatalaksanaan kasus seperti apa, itu ada di rumah sakit atau fasilitas kesehatan, nanti Kamis (12 Mei 2022) juga akan sampaikan," terangnya.

Dibagian lain, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Banten, Ongky Sedya Dwi Sasangka menerangkan, pihaknya dalam upaya pencegahan dan antisipasi hepatitis akut akan melakukan edukasi atau promosi kesehatan di pelabuhan yang ada di Banten. Salah satu yang akan dilakukan akan menggandeng asosiasi perusahaan pelayaran di Pelabuhan Merak yakni Gapasdap Merak untuk mengedukasi penumpang kapal terkait informasi penyakit hepatitis akut anak yang sampai saat ini belum diketahui penyebabnya. “Kita akan melakukan sosialisasi ke penumpang di Pelabuhan Merak. Nanti akan saya sampaikan ke Gapasdap agar memasukan informasi di televisi di kapal. Tentu kami yakin, Gapasdap menyambut positif langkah kita ini mencegah hepatitis akut. Kemudian nanti kita juga akan memasang spanduk di pelabuhan,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Ongky menyatakan, promosi kesehatan hepatitis akut menyasar penumpang di Pelabuhan Merak sangatlah penting dilakukan. Agar penumpang dapat cepat sadar dan melakukan pencegahan apabila menemukan gejala hepatitis akut. “Kita mengedukasikan informasi tentang Hepatitis Akut ini ada keterbatasan juga. Tentu disini kita butuh rekan-rekan media, membantu untuk menginformasikannya,” terangnya.

Kemudian Ongky menjelaskan, hepatitis akut menjadi sorotan dunia sejak WHO menetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB) pada 15 April 2022 lalu. Organisasi Kesehatan Dunia itu melaporkan sedikitnya ditemukan 169 kasus hepatitis akut dari 12 negara. Belum lama ini, 3 anak di Indonesia meninggal dunia yang diduga akibat hepatitis akut misterius. Dengan dasar itu, Kemenkes meminta kepada seluruh KKP termasuk KKP Banten untuk meningkatkan kewaspadaan.

Sebagai perpanjangan tangan pemerintah, KKP Banten tidak hanya kepada penumpang kapal tetap juga menginformasikan kepada masyarakat luas untuk dapat mengenali gejala hepatitis akut anak misterius itu. “Kita perlu menginformasikan gejala yang harus diketahui masyarakat. Seperti gejala awal itu mual, muntah, diare berat dan demam ringan. Di samping itu ada gejala yang agak lanjut. Diantaranya, air kencingnya berwarna pekat warnanya seperti air the, kemudian BAB-nya berwarna putih pucat, warna mata yang tadinya putih menjadi warna kuning. Kemudian kulit juga berwana kuning. Ada juga gangguan pembekuan darah, kejang dan kesadaran menurun,” paparnya.

Ongky menuturkan, jika masyarakat dalam hal ini orang tua menemukan gejala seperti itu pada anak untuk segera membawa ke rumah sakit atau puskesmas. “Kalau ada gejala itu, langsung bawa ke rumah sakit atau puskesmas. Karena gejala kalau tidak ditangani akan mengakibatkan penyakit menjadi lebih berat,” tuturnya.

Ia menyatakan, terdapat upaya pencegahan yang perlu diketahui agar Hepatitis akut tidak terjangkit pada anak. Cara pencegahan salah satunya tidak jauh berbeda dengan penerapan Prokes Covid-19 yakni menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan rutin mencuci tangan dengan sabun. “Kita kan baru saja melalui pendemi Covid, dimana PHBS adalah hal yang sangat penting. Prokes mencuci tangan dengan sabun tetap kita teruskan, ini penting,” tandasnya.

 

 

Go to top