Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah menegaskan, sekolah bukan tempat penitipan anak. Jadi jangan karena putra-putrinya sudah disekolahkan ada anggapan pendidikan anak menjadi tanggung jawab gurunya.
Untuk itu, Arief mengatakan, pemerintah Kota Tangerang sedang mengembangkan sistem pendidikan yang inklusif yang melibatkan seluruh stakeholder pendidikan baik itu guru dan juga orang tua serta swasta. Karena selama ini, meskipun program pendidikan sudah berjalan baik namun masih sering ditemui anak usia sekolah ataupun remaja yang terlibat tindakan kriminal.
"Saya beberapa waktu lalu dapat kiriman foto tawuran, kalau saya perhatiin rata-rata mereka ini masih SMP atau bahkan SD. Inikan sebuah ironi bagi kita semua ditengah gencarnya kita menyediakan pendidikan yang berkualitas," ujarnya pada Rabu (31/5/2017).
Oleh karenanya, perlu ada kolaborasi dari semua stakeholder untuk mendidik generasi muda menjadi generasi yang tangguh menghadapi tantangan zaman. Pengembangan pendidikan ke depan, menurut harus juga memperhatikan aspek sosial yang memang menjadi kebutuhan masyarakat. Sehingga sistem pendidikan yang ada benar-benar bisa menjadi bagian dari solusi permasalahan yang dihadapi masyarakat.
"Harus dikembangkan pendidikan yang tidak hanya terpaku dengan buku pelajaran tapi lebih bagaimana masyarakat bisa mengaktualisasikan apa yang telah diajarkan di bangku sekolah," terangnya.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga menjelaskan rencana program pendidikan di Kota Tangerang ke depan, yang akan lebih melibatkan peran swasta dalam hal ini dunia usaha. "Mungkin nanti ke depan kita wajibkan para perusahaan di Kota Tangerang untuk membuka program magang bagi anak-anak SMK/SMA, sehingga mereka (siswa) punya konektivitas langsung dengan dunia kerja," tandasnya.