Tangkal Radikalisme, Polresta Tangerang Gelar Diskusi Umum

Tangkal Radikalisme, Polresta Tangerang Gelar Diskusi Umum

detakbanten.com Kab. Tangerang-Kepolisian Resort Tangerang menggelar diskusi umum dengan menghadirkan ulama dan santri di Gedung Serba Guna (GSG), Puspemkab Tangerang, Kamis (4/8/2017).

Dalam acara tersebut hadir pula Kapolresta Tangerang AKBP Sabilul Alif , Ketua Tim Divisi Humas Mabes Polri Kombes Sulistyo Pudjo Hartono, sebagai narasumber , dan Pengasuh Pondok Pesantren Daarul Hikmah, Desa Pekayon, Kecamatan Sukadiri KH Afif Afifi.

Pada diskusi ini ulama dan umaro sepakat bahwa Fenomena gerakan radikal yang menjurus pada tindakan terorisme sama sekali tidak merepresentasikan Islam. Agama Islam adalah agama yang penuh kedamaian. Sehingga radikalisme dan terorisme sangat berlawanan dengan ajaran Islam.

"Islam itu artinya damai, keselamatan, penuh kasih. Dakwah Islam lemah lembut. Jadi kalau cara-cara kekerasan dengan bom atau membunuh orang itu bukan Islam, bukan jihad," terang KH Afif Afifi Pengasuh Pondok Pesantren Daarul Hikmah, Sukadiri.

Kiai Afif menambahkan, Indonesia dibangun pendahulu dengan dasar Pancasila. Ideologi Pancasila, kata Kiai Afif, sudah bertahan dan terbukti mempersatukan bangsa Indonesia hingga 70 tahun lebih. Kiai Afif berujar, merongrong Indonesia berarti tidak memiliki adab kepada orangtua.

"Seluruh mainstream ajaran Islam sudah gamblang menjelaskan soal perdamaian. Memang disayangkan ada sekelompok orang yang menafsirkan ayat Alquran semaunya sendiri," ujarnya.

Sementara, Ketua Tim Divisi Humas Mabes Polri Kombes Sulistyo Pudjo Hartono yang juga menjadi narasumber pada acara itu mengatakan hal senada. Dia mengatakan, kelompok radikal hanya mengatasnamakan agama. Padahal, kata dia, yang dilakukan kelompok radikal justru tidak sejalan dengan ajaran Islam. "Mereka ekslusif dengan mengklaim paling benar dan yang lain salah. Dengan argumentasi itu, mereka menghalalkan membunuh sesama," terangnya.

Kapolresta Tangerang AKBP Sabilul Alif menegaskan, seluruh elemen masyarakat harus bersama meluruskan kembali makna jihad. Dikatakannya, kelompok teroris radikal telah mereduksi makna jihad. Lanjutnya, menyerang orang yang sedang solat tentu tidak bisa disebut merepresentasikan Islam. "Itu bukan jihad, itu sesat. Jihad itu berjuang untuk anak istri, melawan kemiskinan, dan menjaga kamtibmas, itulah jihad yang harus kita lakukan," ungkapnya.

AKBP Sabilul Alif menambahkan, narasi kontra terorisme dan radikalisme harus diperkuat. Agar propaganda dan agitasi kelompok radikal teroris bisa diberantas. Kaporles mengajak semua kalangan bahu-membahu mencegah paham radikalisme berkembang. "Komunikasi harus diperkuat. Kita harus sama-sama katakan radikalisme musuh bersama sebab NKRI harga mati," tegasnya.

 

 

Go to top