SDN Benda dan Saga Hanya Mungut Uang Perpisahan Sebesar Rp 50 Ribu

SDN Benda dan Saga Hanya Mungut Uang Perpisahan Sebesar Rp 50 Ribu

Detakbanten.com, TANGERANG -- Meski di Sekolah SDN Bunar III memungut biaya perpisahan sebesar Rp 150, namun di SDN Benda II dan SDN Saga III, orang tua siswa hanya dibebankan sebesar Rp 50 ribu untuk biaya perpisahan.

Pernyataan tersebut dikatakan kepala Sekolah SDN Benda II Satiri, menurutnya bahwa keputusan pungutan Rp 50 ribu tersebut telah melalui musyawarah antara orang tua murid dengan komite sekolah, bahkan untuk acara juga diserahkan kepanitiaannya kepada komite sekolah.

"Meski diserahkan acara kepada Komite sekolah, namun sebagai Kepala Sekolah, tetap saya pantau agar pungutan uang perpisahan tidak membebankan orang tua siswa, pungutan sebesar 50 ribu merupakan hal yang wajar," terang Satiri yang juga ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kecamatan Sukamulya.

Hal senada dikatakan ketua komite SDN Saga III Sarnata, pria yang biasa dipanggil Batak ini bahwa untuk biaya perpisahan untuk kelas 6 hanya dipungut sebesar Rp 50 ribu, sedangkan untuk kelas 1 sampai dengan kelas 5 hanya sebesar Rp 35 ribu.

"Untuk biaya perpisahan, Kita tidak mau membebankan terlalu besar kepada orang tua siswa, karena kondisi orang tua siswa tidak semuanya mampu, kalau terlalu membebankan kasihan, apalagi nanti banyak biaya setelah lulus SD diantaranya masuk ke sekolah SMP maupun MTS," terang Sarnata saat dihubungi melalui telephone selulernya.

Sementara Ketua LSM Seroja Taslim mengatakan bahwa untuk pungutan uang perpisahan siswa, seharusnya sekolah memungut biaya sewajarnya saja, kalau terlalu besar kasihan warga, kalau pungutannya maksimal 50 ribu hal yang wajar, tapi kalau sudah diatas 50 ribu terlalu membebankan orang tua siswa, dan terkesan mencari keuntungan.

"Orang tua siswa pasti terbebani dengan adanya saweran yang biasa dilakukan saat perpisahan, mau tidak mau semua orang tua siswa akan mengeluarkan budget lagi, karena pasti siswa tudak mau tahu, dan harus ada, dan sebagai orang tua pasti tidak tega, dan pasti nyari uang, entah itu minjam ke bank kelililing atau ke bank Emok" tandasnya.

 

 

Go to top