Namun, penyaluran bansos oleh Dinsos ada yang aneh, karena data yang digunaka tidak tepat sasaran. Lantaran mulai dari data penerima yang terkesan tidak transparan, hingga adanya sebagian warga yang belum menerima bantuan dibeberapa wilayah Kelurahan.
Di Kelurahan Serua, salah seorang warga Rt 04/Rw 04, Paijo (65), tidak mendapatkan Bansos yang berasal dari Provinsi Banten, padahal pihak Kelurahan sudah membagikan kepada warga yang berada di satu wilayah dengan Paijo.
Anehnya, setelah persoalan tersebut menjadi sorotan, Paijo pun langsung mendapat bantuan berupa Sembako dari pihak Kelurahan atas dasar inisiatif. Lurah Serua, Cecep, mengklaim bahwa nama yang bersangkutan terdaftar pada Bansos tahap dua,
"Pak Paijo itu namanya sudah terdaftar dari awal, cuman belum turun aja, dia masuknya mendapat bantuan Provinsi yang sembako. Usulan ini semuanya bareng, pertama kita ngusulin 250, yang kedua sekian-sekian, sampai semuanya 1500 orang yang didata oleh RT dan RW, jadi pak Paijo itu masuk didalam data 1500 itu, cuman belum turun," ujarnya, di Kantor Kelurahan Serua, Jalan Serua, Ciputat, Jum'at (8/4/2020).
Mengenai data penerima Bansos, kepala Dinsos Kota Tangsel, Wahyunoto Lukman, mengaku tidak memegang Surat Keputusan (SK) data penetapan penerima Bansos. Dikatakannya, pendistribusian Bansos saat ini mengacu data yang diusulkan oleh Pemkot Tangsel, baik Bansos dari Provinsi Banten, maupun Bansos yang berasal dari Kemensos.
“Kalau yang saat ini penerima bansos, itu sumbernya dari Kemensos dan Provinsi Banten, SK penetepannya oleh Kemensos dan Gubernur. Kita mengusulkan calon penerima sesuai hasil verifikasi validasi kita yang diusulkan RT, RW, Lurah, Camat secara berjenjang. Tapi saya belum pegang SK, boro-boro ngasih SK, targetnya tuntas baru yang Kemensos 39 Kelurahan,” ungkapnya, melalu sambungan Aplikasi WhatsApp, Minggu 10/5/2020). (AW)