Paguyuban Seniman Bedug dan PJBN Akan Gelar 'Gebrag Ngadu Bedug' Ini Waktu dan Lokasinya
Detakbanten.com, BANTEN -- Dalam rangka merayakan Hari Kemenangan Idul Fitri, Paguyuban seniman Bedug Pandeglang bersama Paguron Jalak Banten Nusantara (PJBN) menggagas untuk merevitalisasi Ngadu Bedug.
Kegiatan ini bertajuk 'GEBRAG NGADU BEDUG PANDEGLANG' digagas bersama PJBN, yang di gawangi oleh Bunda Ratu Anita Tristiawati KD sebagai pengerak budaya.
Rencananya, kegiatan 'Gebrag Ngadu Bedug' ini akan dilaksanakan pada hari Jumat sampai Minggu, pada 28 sampai 30 April 2023, di Alun-Alun kabupaten Pandeglang, Banten.
Ketua Dewan Pengawas Pusat Peguron Jalak Banten Nusantara (PJBN), Ratu Anita Tristiawati KD, mengatakan, dari sepenggal kisah di masa lalu, pada kisaran tahun 1960—1980, masyarakat Pandeglang memiliki suatu tradisi yang acap kali dilakukan saat bulan Ramadan.
Tepat di hari ke-15 Ramadan, lanjutnya, masyarakat dari berbagai kampung ramai melakukan tradisi tahunan turun temurun yakni Ngadu Bedug.
Menurutnya, Esensi "ngadu" dalam tradisi ini bukan bedug yang diadu, namun lebih kepada mengadu lagu-lagu yang dinyanyikan dengan menabuh bedug. Mulai dari "Nangtang" yang dijawab dengan lagu "Tingtit Tingbrang", "Gigibrig Tuma" hingga "Kalapa Samanggar".
"Lagu-lagu itu tercipta di belantara kampung, tempat ngadu bedug biasa dilakukan. Cahaya patromak dan juga obor membangun suasana yang mampu mengamplifikasi suara bedug terdengar lebih menggelegar," ucap Ratu Anita yang akrab disapa Ratu Langit, Selasa 11 April 2023.
Ratu Langit menjelaskan, pada tahun 1976, tradisi Ngadu Bedug yang mulanya bertempat di sekitaran kampung mulai dialihkan ke alun-alun Pandegnlang. Upaya ini dilakukan Pemerintah Kabupaten Pandeglang bersama Kodim 0601 untuk menciptakan wadah yang kondusif bagi tradisi Ngadu Bedug.
"Dari tradisi kampung menjadi hiburan rakyat yang memiliki daya tarik sendiri. Ngadu Bedug di Alun-Alun semakin meriah. Masyarakat kampung antusias mendirikan panggung dengan berbagai hiasan dan corak ornamen yang khas," jelasnya.
Ngadu Bedug juga yang menjadi cikal bakal Seni Rampak Bedug di tahun 1980. Suatu pertunjukan inovatif yang memadukan unsur seni tari dan musik. Namun, sekarang, ke mana Ngadu Bedug? Apakah kini tradisi antarkampung yang telah berlangsung selama puluhan tahun itu hanya sebatas cerita masa lalu?
Oleh sebab itu, Ratu Anita Tristiawati yang juga putri dari Abah KH Tb Sangadiah ini mengajak seluruh warga Banten khususnya warga Pandeglang turut ikut serta meramaikan dan menyaksiskan acara Gebrag Ngadu Bedug dan pameran pusaka Banten.
"Orang yang berbudaya sangat menghargai budaya nya, maka ayo untuk warga Banten dan para pemudik kita ramaikan dan saksikan Gebrag Ngadu Bedug dan pemeran pusaka Banten di Alun alun Pandeglang," tutupnya.