Print this page

Warga Jombang Gruduk Pemkot Tangsel, Tuntut Pembangunan Ardina Residence Ditutup

Warga Jombang saat demo gedung Pemkot Tangsel, menuntut pembangunan Ardina Residence ditutup. Warga Jombang saat demo gedung Pemkot Tangsel, menuntut pembangunan Ardina Residence ditutup.

detakbanten.com CIPUTAT-Gedung Pemkot Tangsel didatangi sejumlah warga Jombang, Ciputat. Kedatangan warga berjumlah belasan orang ke gedung yang berada di Jalan Maruga, Ciputat tersebut, untuk meminta Pemkot segera menutup proyek pembangunan perumahan Ardina Residence di wilayah Kampung Gunung, RT 03/04 Kelurahan Jombang.

Tuntutan warga bukan tanpa sebab, pasalnya, warga menuding proyek pembangunan perumahan Ardina Residence menjadi pemicu terjadinya banjir jika hujan deras melanda kawasan tersebut.

Abdullah, salahsatu juru bicara warga dalam orasinya meminta agar Pemkot Tangsel bertindak tegas terhadap pengembang nakal yang telah membuat kawasan permukiman warga terendam banjir.

"Kami sudah dua tahun menahan siksa dari proyek pembangunan perumahan Ardina Residence, sejak Oktober 2018 sampai hari ini. Setiap kali hujan, kami selalu kebanjiran. Padahal sebelumnya, sama sekali kami tidak pernah kebanjiran," ungkap Abdullah.

Pria yang telah 10 tahun tinggal di RT 03/04 Kampung Gunung, Jombang itu menambahkan, banjir yang terus menghantui warga lantaran pembangunan proyek perumahan tersebut, diduga menyalahi aturan dan ketentuan terkait penyediaan pile banjir di kawasan proyek perumahan itu.

"Dalam izinnya itu, seharusnya Pile Banjir dibuat selebar 1,5 meter. Tapi yang dilaksanakan hanya 0,5 meter. Jadi air melimpah ke permukiman warga kampung," bebernya.

Menurut Abdullah, soal banjir di wilayahnya, sebelumnya juga sudah diadukan ke Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Tangsel. Dia bersama warga lain yang terdampak banjir, hingga saat ini terus menunggu tindakan kongkrit DPU terkait persoalan banjir di wilayahnya itu.

"Maka kami menuntut Pemkot menutup dan menghentikan proyek perumahan tersebut," ucapnya.

Dalam aksi demonstrasi itu, tak ada satupun pejabat Pemkot yang berani menemui warga. Warga hanya ditemui oleh perwakikan sekretaris daerah Kota Tangsel.

"Hanya sekretaris Sekda. Saya enggak yakin ada solusi. Karena mediasi seperti ini sudah tiga kali kami lakukan dengan Dinas PU. Kalau tidak juga ada tindak lanjut, maka ini akan kami layangkan gugatan ke Pengadilan," tandas Abdullah.

Pantauan di lokasi demo yang dilakukan warga Jombang tersebut, sebagian besar di dominasi oleh ibu-ibu. Iswati salah satunya, wanita berumur 67 tahun yang sudah 30 tahun menetap di kawasan itu mengaku kerap dihantui banjir setiap cuaca mendung.

"Emak selalu was-was. Baru mendung saja, emak sudah ketakutan. Jadi engga bisa ngapa-ngapain," singkatnya. (Dra)