Print this page

Video Bocah SD di Jurtim Jual Cilok Kembali Beredar, Faktanya si Bocah Kini Mondok di Pesantren

Muhamad Saputra atau Putra, saat ikut perlombaan makan kerupuk acara 17 Agustus di Pondok Pesantren. (Foto ist.) Muhamad Saputra atau Putra, saat ikut perlombaan makan kerupuk acara 17 Agustus di Pondok Pesantren. (Foto ist.)

detakbanten.com, TANGSEL-Video seorang bocah SD di Jurangmangu Timur (Jurtim), Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangsel, tengah berjualan Cilok kini kembali beredar di masyarakat. Dalam video tersebut, si bocah bernama Muhamad Saputra itu, membawa dagangan Ciloknya menggunakan sepeda berkeliling ke sejumlah wilayah di Pondok Aren.

Menanggapi soal video Muhamad Saputra berdagang Cilok dan kembali beredar di masyarakat, kakak kandung Muhamad Saputra, Siti Juleha mengatakan, video tersebut ada sekitar tahun 2018an saat adiknya itu masih berdagang Cilok.

Siti Juleha menjelaskan, saat adiknya berdagang Cilok, Putra masih duduk di bangku kelas empat SDN Jurangmangu Timur 01. Selama hampir satu tahun lebih adiknya berdagang Cilok, untuk membantu buat beli susu dan jajan adiknya. Namun saat ini Putra sudah tidak lagi berjualan Cilok. Siti Juleha juga juga membenarkan bila adiknya itu kini melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren.

"Iya, di pondok (pesantren). (yang ambil) Pak Hamim. Hampir dua bulan (di pondok pesantren). Sempat ikut paket sampai lulus kelas enam, kemudian masuk SMP nya di pondok," kata Siti Juleha di rumah petakannya, RT 05/02, Kelurahan Jurang Mangu Timur, Jumat malam (2/9/2022).

Masuknya Putra ke Pondok Pesantren, Siti Juleha berharap agar adiknya itu bisa terus melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya tanpa kembali harus turun ke jalan. Apalagi, kata dia, saat ini Putra sudah mulai nyaman melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren.

"Ya ngak apa-apa kalau anaknya ada kemauan dan ada bakat mau sekolah. Alhamdulilah kalau sekarang, kayanya agak mendingan di pondok. Kemarin-kemarin kan pengen pulang. Sekarang ngak, soalnya sekarang banyak teman-temannya," ujar dia.

Apalagi, kata dia, dengan mondoknya Putra di Pondok Pesantren, baginya merupakan kesempatan berharga untuk adiknya itu. Sebab menurutnya, kesempatan itu tidak akan datang dua kali. "Ya senang sih. Yang penting jangan ngecewain, itu aja. Kalau disini ngapain juga kan, turun ke jalan jualan, kadang mulung. Nanti sekolahnya bisa ngak fokus," terang Siti Juleha.

Bahkan, meski adiknya kini mondok di Pondok Pesantren, Siti mengungkapkan Putra sering menanyakan kabar adik-adiknya terutama soal kabar adik-adiknya itu. Tak jarang Putra juga mengirimkan foto-foto dirinya selama ia tinggal di Pondok Pesantren.

"Kalau ada apa-apa dia (Putra) ngabarin. Terakhir dia ngirim foto-foto saat ikut perlombaan 17 Agustusan kemarin," ujar dia.

Sementara Lurah Jurangmangu Timur, Kamaludin mengatakan, soal berita yang viral di media mengenai bocah berdagang Cilok kembali beredar, hal itu merupakan berita yang diangkat di 2018, sebelum ada kebakaran di lapak (pemulung) Iwapi.

"Kami juga sudah konfirmasi dengan pihak terkait, bahwa saat ini Putra yang waktu itu berumur 10 tahun dan sekolah di SD Jurtim 01, sekarang tidak lagi dagang cilok. Dia diangkat oleh warga untuk sekolah di pondok pesantren di Pondol Petir, Depok," kata Kamaludin di tempat tinggal keluarga Putra.

Soal video yang kembali beredar tersebut, menurutnya, merupakan hal yang tidak pantas untuk diangkat kembali karena kejadian tersebut terjadi sejak sekitar 2018 lalu. Apalagi, si anak itu sendiri saat ini sudah mendapatkan hak asuh yang tepat untuk masa depannya.

"Menurut saya, ini sudah bagus. Artinya, anak itu sudah terbimbing dengan baik. Dari sisi pendidikan, sisi pergaulan, apalagi sudah di pesantrenkan. Tentu ahlaknya makin baik, begitupun perkembangan kesehatannya, tentu akan semakin baik," pungkasnya.