Sebab kata Joni Juhaeni Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Kabupaten Tangerang, ketika saat terjadinya perkelahian itu sempat dilerai oleh santri lainnya.
“Kami tidak memungkiri bahwa pihak ponpes mengalami kecolongan dari sisi pengawasan maupun tindakan medis pasca perkelahian,” ungkap Joni Juhaeni kepada wartawan, Rabu (10/8/2022).
Joni mengatakan, korban sempat mengeluhkan rasa pusing dan minta dicarikan obat di luar pondok pesantren. Kendati demikian, Kanwil Kemenag berjanji akan mengawasi semua kegiatan lembaga pendidikan agama di Kabupaten Tangerang.
Joni meminta agar seluruh pesantren modern yang ada di Kabupaten Tangerang ini tidak memiliki kesan tertutup dari pihak luar.
“Selama ini kan pesantren modern itu kesannya tertutup dari pihak luar, beda dengan pesantren salafi yang terbuka untuk umum,” ujar Joni.
Dikabarkan, perkelahian yang membawa maut santri itu terjadi di Pondok Pesantren Daarul El-Qolam, Desa Pasir Gintung, Jayanti, Kabupaten Tangerang, pada Minggu pagi kemarin. Korban berinisial BD (15) meninggal dunia akibat dipukuli serta ditendang oleh rekannya yang berinisial MR (15), saat ini anak pelaku (MR) telah ditahan polisi. (Day/Han).