"Kami berharap agar APH baik kepolisian maupun kejaksaan turun tangan selidiki carut marutnya program PKH dan BPNT di Kecamatan Gunung Kaler," terang wakil ketua LSM Kompak Retno Juarno, kepada wartawan.

 

Retno mengatakan, dari pengaduan masyarakat yang dia terima ke lembaganya, beberapa.persolan mulai dari peserta PKH yang menerima 25 ribu seperti yang dialami Ertin warga Tamiang Kecamatan Gunung Kaler, pengerahan kepada salah satu agen e-waroung dalam pengambilan program sembako pangan, kwlitas item sembako di agen e waroeng, pengumpulan ATM oleh ketua kelompok keluaraga penerima manfaat ( KPM ) bahkan ada oknum pegawai di kecamatan Gunung Kaler yang ikut bermain dalam program bantuan pangan mon tunai ( BPNT).

 

" Kami berharap agar program ini tepat sasaran, jangan sampai warga miskin sebagai penerima dirugikan,"tandasnya.

 

Ditempat terpisah Arya suami pendamping PKH desa Tamiyang Robiyatul Adawiah mengklarifikasi terkait keluhan keluarga penerima manfaat ( KPM) atas nama Hertin, warga desa Tamaiang Kecamatan Gunung Kaler, menurutnya uang Rp 25 ribu tersebut merupakan sisa saldo yang harus diambil PKH, namun sangat sayang klarifikasi tersebut tidak menghadirkan istrinya Arya sebagai pendamping PKH, padahal seharuanya Robiyatul Adawiyah yang mengklarifikasi rumor tersebut, karena dia merupakan pendamping PKH di Desa Tamiang Kecamatan Gunung Kaler

 

" Maaf istri saya tidak bisa hadir karena ada anak kecil, jadi diwakilkan kepada saya,"terang Arya, suami Robiyatul Adawiyah Pendamping PKH Desa Tamiang Kecamaan Gunung Kaler.