Print this page

Cegah Diare, Puskesmas Keranggan Tangsel Ajak Santri Terapkan PHBS

Sejumlah santri di Pondok Pesantren Nurul Ihsan Keranggan ikuti gerakan PHBS oleh petugas Puskesmas Keranggan. Sejumlah santri di Pondok Pesantren Nurul Ihsan Keranggan ikuti gerakan PHBS oleh petugas Puskesmas Keranggan.

detakbanten.com, TANGSEL-Sejumlah petugas Puskesmas Keranggan menyambangi Pondok Pesantren dan Panti Asuhan Nurul Ihsan di RT 001/01 Kampung Momonggor, Kelurahan Keranggan, Kecamatan Setu, Kota Tangsel.

Di Pondok Pesantren dan Panti Asuhan itu, para petugas dari Puskesmas Keranggan mengajarkan kepada penghuni pondok pesantren cara membuat oralit.

Salah satu petugas yang juga sebagai bidan di Puskesmas Keranggan, Eki Sari Nurkhotimah mengungkapkan, pelatihan cara membuat oralit merupakan program edukasi diare yang rutin diadakan setiap tahun oleh Puskesmas Keranggan.

Sasarannya bukan hanya para santri dan pelajar, tapi berlaku juga untuk masyarakat umum. Selain edukasi diare, pihaknya juga memberikan sosialisasi dan pelatihan khusus program ibu hamil.

"Kegiatan ini merupakan program Badan Organisasi Kegiatan (BOK) yang diusulkan ke Dinas Kesehatan, dalam setahun kita bisa adakan lebih dari lima kegiatan," kata Eki kepada wartawan, Senin (11/10/2021).

Kepala Puskesmas Keranggan Prama Sesari mengatakan, dalam sebulan terakhir pihaknya mencatat ada sekitar 20 kasus diare. Untuk penanganan kasus ini tergantung bobot penyakitnya. Ada diare ringan, diare sedang dan diare berat.

"Nah, kenapa kita menyasar pesantren? Karena di pesantren ini para santri biasanya suka makan bareng-bareng menggunakan satu wadah makanan, jadi kita ajarkan mereka tentang PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat-red)," ungkap Prama.

Sosialisasi di lingkungan pesantren ini juga merupakan salah satu program Pesantren Sehat yang digagas oleh Puskesmas Keranggan. Dalam program itu, para santri dan santriwati serta pengelola pesantren tidak hanya diajarkan cara membuat oralit saja, tapi semua yang berkaitan dengan PHBS, seperti mencuci tangan, pemanfaatan air bersih, menjaga kebersihan lingkungan dan sebagainya.

"Para santri ini kan cikal bakal calon ustadz dan ustadzah, nah kita ajarkan pendidikan dasar tentang pentingnya kebersihan dan kesehatan serta menjaga pola hidup bersih dan sehat, jadi ketika mereka berpidato atau ceramah sudah tau dasar-dasar tentang kebersihan dan kesehatan, apalagi saat ini sedang masa pandemi Covid-19," bebernya.

Selain di lingkungan pesantren, pihaknya juga telah menggelar rapat bersama kelurahan dan para ketua RT/RW di wilayah Keranggan. Rapat tersebut di antaranya membahas mengenai pengadaan sanitasi (toilet/MCK) untuk masyarakat umum.

Hal itu diperlukan agar masyarakat terbiasa dengan pola hidup bersih dan sehat serta tidak ada lagi masyarakat yang buang air besar di sembarang tempat seperti di kebun atau tempat lain yang tidak terjamin kebersihannya. (Dra)