Print this page

BBM Naik, Angka Kemiskinan di Kab Tangerang Diprediksi Meningkat

BBM Naik, Angka Kemiskinan di Kab Tangerang Diprediksi Meningkat

Detakbanten.com, TANGERANG -- Dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), angka kemiskinan di wilayah Kabupaten Tangerang Banten terancam akan meningkat.

Hal itu diprediksi meningkat seiring kenaikan harga Bahan Bakar Minyak yang ditetapkan oleh pemerintah pusat pada Sabtu 3 September 2022 sekira pukul 14.30 WIB beberapa hari yang lalu.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tangerang Husin Maulana Kepada wartawan mengatakan, hal itu disebabkan pemulihan pertumbuhan ekonomi masyarakat pasca pandemi Covid-19 yang baru saja berjalan, kini kembali tersendat akibat dari naiknya harga BBM, Rabu (7/9/2022).

"Kalau survey itu dilakukan saat ini juga ya jelas pasti naik angka kemiskinan," ungkap Husin Maulana.

Menurut Husin, prediksi meningkatnya angka kemiskinan itu, dilihat dari dampak yang ditimbulkan dari kebijakan pemerintah ini yaitu Inflasi yang memicu sejumlah harga kebutuhan pokok melonjak.

Untuk itu kata Husin, yang dapat menahan laju inflasi ini ialah pemerintah harus segera mengucurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat secara merata.

"Ya kalau dilihat dari dampak kebijakan ini tentunya inflasi yang perlu segera diantisipasi oleh bantuan sosial kepada masyarakat," katanya.

Husin Maulana berujar, saat ini angka penduduk miskin di wilayah Kabupaten Tangerang itu bertambah 272 ribu orang atau sekitar 7,12 persen dari total jumlah penduduk yang ada. Peningkatan angka kemiskinan tersebut merupakan hasil sensus pada Maret tahun 2022.

"BPS mencatat 6,23 persen dan mengalami kenaikan di tahun ini mencapai 7,12 persen warga Kabupaten Tangerang berada di bawah rata-rata atau miskin," terangnya.

Dijelaskannya, peningkatan angka kemiskinan tersebut dilihat dari penghasilan masyarakat yang rendah dengan pendapatan perkapita senilai Rp 545 ribu dan itu dikategorikan sebagai warga miskin. 

Husni memberikan contoh, jika dalam satu keluarga terdapat empat orang, sementara yang bekerja hanya satu orang dengan penghasilan sekitar Rp 2 juta rupiah perbulan, maka itu dapat dikategorikan sebagai keluarga miskin. Karena bila dihitung per kapita berada di bawah rata-rata.

"Hasil sensus kami, rata-rata pendapatan perkapita yang berada di bawah rata-rata yakni Rp 545 ribu tersebut mencapai 272 ribuan," imbuhnya.

Dikatakan Husni, dari total jumlah penduduk Kabupaten Tangerang yang mencapai 3,1 juta jiwa tersebut ini tentu saja ada perbedaan dengan jumlah catatan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Tangerang dengan perbedaannya sekitar 10 ribuan.

Selain itu, bila dibandingkan dengan daerah lain di Banten, secara prosentase Pandeglang dan Lebak yang menempati posisi tertinggi warga termiskin. Namun secara jumlah penduduk Kabupaten Tangerang masih tetap tertinggi.

"Pandeglang itu secara prosentase memang tertinggi yakni 10,72 persen, tapi karena penduduknya hanya 1 jutaan, maka secara jumlah Pandeglang lebih sedikit. Demikian juga dengan Kabupaten Lebak," pungkasnya. (Day/Han).