Print this page

Bayi Tanpa Kelopak Mata di Balaraja Butuh Bantuan

Bayi Tanpa Kelopak Mata di Balaraja Butuh Bantuan

detakbanten.com Kab. TANGERANG-Bayi bernama Siti Nurjelita Velly yang lahir 1 Desember 2016 mengalami cacat sejak lahir itu terkulai di pangkuan ibunya, Anita (31). Warga Kampung Lobang RT 02 RW 02 Desa Sukamurni, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang  ini tak memiliki kelopak mata sejak lahir. Bola matanya terbungkus kulitnya. Selain itu, bayi ini juga menderita abiognatopalatoschizis atau bibir sumbing.

Penderitaan bayi berusia lima bulan ini tak sampai disitu saja, ia juga mengidap penyakit hernia. Kemaluannya pun tak bisa dikenali karena tertutup selaput kulit di selangkangannya. Dengan berbagai cara Anita bersama sang suami Nurjali (29) membawa anaknya berobat ke sejumlah rumah sakit di Tangerang. Sayang, penyakit yang diderita putri permatanya tak kunjung sembuh. "Dia lahir normal berat badannya saat lahir dua kilogram lebih. Namun saat lahir ada keanehan di wajahnya, hidung sumbing sampai hidungnya tak dikenali lagi dan matanya menghilang," kata Anita, Kamis (18/5/2017).

Velly- demikian nama bayi itu dipanggil hingga kini kondisinya tak menentu. Suhu tubuhnya kadang panas kadang stabil. Saat ditemui di kediamannya, plester menutupi pipi bayi Velly. Plester itu untuk merapatkan pipinya yang terpisah akibat bibir sumbing. "Sengaja diplester agar rapat. Kalau tidur harus dibedong, kalau nggak kadang tangan dan kakinya dihisap sendiri," jelasnya.

Anita menuturkan, awal April kemarin, Velly pernah dibawa ke RSUD Balaraja, namun pada saat itu bayi ini hanya dicek kondisinya. Fasilitas yang minim membuatnya dirujuk ke RSU Kabupaten Tangerang. Hal yang sama terjadi, RS milik Pemkab Tangerang. "Kini kita dibantu oleh BPJS serta sumbangan dari para relawan," katanya.

Anita mengaku, kesulitan mendapatkan akses kesehatan. Pasalnya, akibat domisili dan tempat lahir sang buah hati. Velly lahir di Kampung Lumbut, Desa Kaduagung Barat, Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak, tempat kelahiran ibunya. "Terkadang kami kesusahan karena masalah domisili. Alasan dari RS macam-macam," paparnya.

Berbulan-bulan terlantar, akhirnya harapan itu datang. Atas bantuan sebuah lembaga advokasi, akhirnya Velly berhasil dirujuk ke RS Cipto Mangunkusumo Jakarta. Donasi mengalir lewat lembaga yang dibina Anggi Fadli tersebut. "Hingga dua bulan kami melakukan penggalangan dana, Alhamdulilah kini sudah mencapai Rp54 juta dari target Rp100 juta. Itu dana donasi sendiri, bukan dari pemerintah," terang salah seorang relawan, Anggi.

Anggi menjelasakan dipilihnya RSCM, selain kelengkapan alat, diketahui para dokter spesialis anak itu pernah mengoperasi jenis penyakit yang diderita Velly. "Dokter di sana (RSCM) masih berusaha mengoperasi pembentukan kelopak mata Velly. Sementara begitu saja," paparnya.

Masalah kemiskinan juga merundung keluarga tersebut. kehidupan mereka tergolong miskin. Nurjali hanya seorang buruh pabrik kaca di Desa Tobat, Kecamatan Balaraja. Sementara sang istri sudah tak bekerja lagi.