Ketua NDP Banten : Pilkada Banten Pentas Demokrasi Kalangan Elit, Masyarakat jangan asal pilih Pemimpin

Ketua NDP Banten : Pilkada Banten Pentas Demokrasi Kalangan Elit, Masyarakat jangan asal pilih Pemimpin

detakbanten.com Banten - Pesta demokrasi bagi masyarakat Banten dewasa ini dalam konteks pemilihan kepala daerah atau PILKADA, menarik menjadi diskursus bagi kita kalangan intelektual, bangunan demokrasi model liberal di negara kita ini, sejatinya memberikan sebuah ruang konsesi, terhadap peran mahasiswa untuk ikut andil memilih sikap politiknya.

Terkait hal itu Ketua Nuansa Daerah Pendidikan (NDP) berharap masyarakat jangan asal pilih Pemimpin.

"Namun, demikian mahasiswa memilih menjadi penonton dalam momentum tersebut, maka kita gagap untuk menerjemahkan sikap politik kita, yang seharusnya tidak bisa bersikap netral. Kalangan intelektual haruslah punya sikap, tidak netral, memiliki keberpihakannya, keberpihakannya pada massa rakyat, pada kemanusiaannya," Ujar Songga Aurora Abadi ketua NDP saat di temui di sekretariatnya di kota Serang Kamis, (8/9).

Lanjut Songga mengatakan, lihatlah sederetan nama-nama yang mengisi hingar bingar panggung pilkada hari ini, nama-namanya pun mungkin tidak asing lagi, kerapkali muncul di media-media mainstream, ada yang pernah mencalonkan diri tetapi gagal, ada bekas-bekas rezim dinasti, ada pula incumbent, dan mungkin ada beberapa sederatan cecunguk-cecunguk lainnya yang memajang poster besarnya di simpang-simpang jalan.

"Kita bisa tertawa melihat tingkah laku bapak-bapak, tokoh-tokoh dan sejumlah relawan-relawan yang cukup menghibur diri kita saat ini, karena mereka silih berganti mengambil giliran, meraih panggung, membangun opini publik, dialog-dialog hingga berujung beradu urat saraf, bahkan sampai adu sikat," ungkapnya.

Lebih lanjut Songga mengatakan, Konstelasi politik banten saat ini semakin bergairah rasanya jika dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya, mungkin kita perlu mengingat bahwa Provinsi Banten adalah provinsi yang menjadi salah satu sorotan, yang sangat strategis untuk menunjang pertumbuhan ekonomi, menunjang pertumbuhan ekonomi pemodal.

Perseteruan pilkada hari ini adalah perseteruan antara kalangan elit satu dengan elit lainnya, borjuasi dengan borjuasi lainnya, borjuasi nasional baru berhadapan dengan borjuasi rente, berhadapan pula dengan bagian-bagian komprador. Pada hakikatnya, setiap pasangan calon kepala daerah ini adalah reformis sejati, mereka semua mewakili seluruh kepentingan pemodal, komprador, dan akan menciptakan bangunan tambal sulam dari sistem good governance kemudian lagi, politik-politik kartel pun sudah terlihat dari tendensi politik calon-calon tersebut, dalam deklarasi-deklarasi di berbagai daerah. Sehingga, konsekuensi logis yang akan diterima oleh rakyat tidak lain dan tidak bukan hanyalah sebuah sandiwara besar untuk membodohi rakyat.

Situasi nasional hari ini dimana Jokowi setelah mengeluarkan INPRES No 1 Th 2016 dan PERPRES No 3 Th 2016, akan berimplikasi besar terhadap kondisi wilayah Banten, semua calon-calon kepala daerah yang terpilih akan mengakomodir kepentingan strategis nasional, corak produksi masyarakat Banten akan mulai berubah dan jurang disparitas sosial akan semakin memuncak.

"Tidak ada harapan jika kita berpangku tangan dan menunggu calon-calon kepala daerah ini menang, karena mereka semua bukan lahir dari massa rakyat. Sehingga, perlu saatnya memunculkan counter hegemoni baru. Kalangan intelektual harus mampu mempelopori, untuk membangun intervensi politik terhadap momen pilkada ini, maka dari itu saya berharap masnyarakat jangan asal pilih pemimpin," harapnya.

Songga menjelaskan, sebagai bagian dari kemenangan kecil. Rakyat tidak bisa hanya datang ke tps lalu mencoblos kemudian pulang, rakyat harus menguji dan menentukan siapa calon kepala daerah yang mewakili kepentingan masyarakat tertindas, mewakili kepentingan buruh, tani, nelayan, miskin kota, intelektual.

"Masyarakat jangan takut menentukan sikap untuk memilih calon kepala daerah yang benar - benar membela rakyat, bukan karena politik dan proyek - proyek yang didapatkan untuk kepentingan sendiri. Sebab, jika mulut gagap mengeja, ada jemari yang setia menerjemah makna, menuju jalan baru, bangun persatuan untuk keadilan dan kemakmuran Banten,"tegasnya.

 

 

Go to top