Print this page

Isu Reklamasi, Gabungan Organisasi Tangsel Gelar Acara Bedah Film Rayuan Pulau Palsu

Isu Reklamasi, Gabungan Organisasi Tangsel Gelar Acara Bedah Film Rayuan Pulau Palsu

detakbanten.com BANTEN - Adanya isu terkait Reklamasi, Gabungan organisasi Tangerang Selatan (Tangsel), yakni di antaranya Lentera HAM, Emperan Budaya, dan IMIKI Tangerang Selatan gelar acara bedah Sebuah film dokumenter tentang para nelayan tradisional Muara Angke yang menolak reklamasi Teluk Jakarta yang berjudul Rayuan Pulau Palsu karya Watchdoc di Kopi Joker, Ciputat, Tangerang Selatan.

Ketua IMIKI Banten, M. Syuryadi mengtakan, acara bedah film tersebut di gelar pada sabtu (4/6), Proses pembuatan film tersebut lebih kurang 6 bulan. Dengan banyak penyempurnaan, termasuk sebuah hal yang tak terduga ketika PTUN akhirnya memenangkan pihak nelayan tradisional. Banyak yang menyoroti perihal film dokumenter tersebut sebagai medium untuk menyuarakan kritik kelas.

"Sebagai genre film yang kurang populer di negeri ini, dokumenter cukup menjanjikan bila digarap dengan serius. Sebab dapat kita temui kritik kelas," ujar yadi Ketua IMIKI Banten, saat ditemui di Sektetariat IMIKI Banten Di Kota Serang, senin (6/6).

Lebih lanjut Yadi mengatakan, Dalam sesi diskusi tersebut, Randy Fernando berbicara tentang proses pembuatan film. Menurutnya, film itu diilhami dari ide Dandhy Dwi Laksono yang sebelumnya telah membuat film Samin vs Semen dan Kala Benoa bersama Watchdoc.

Acara bedah film yang digelar pada hari sabtu malam minggu kemarin, sangat disambut baik oleh peserta yang hadir. Dalam diskusi tersebut Ada 6 pertanyaan yang dilontarkan. Salah satunya yang menarik dari sodara Mansyur, yang mempertanyakan tujuan pembuatan film.

Atas Pertanyaan yang dilontarkan mansyur tersebut dijawab langsung oleh Randy Fernando dari Watchdoc Menurutnya, tujuan pembuatan film ini tak lebih dari sebuah gerakan penyadaran akan bahaya reklamasi di Teluk Jakarta dan di wilayah-wilayah lain di Indonesia.