Ribuan Warga Baduy Gelar Seba Gede

Ribuan Warga Baduy Gelar Seba Gede

detakbanten.com SERANG – Ribuan warga bduy, menggelar tradisi seba baduy. Tahun ini merupakan seba gede, yang diikuti sebanyak 1.957 orang, terdiri dari 72 baduy dalam, dan 1.885 masyarakat baduy luar. Ritual seba tersebut merupakan agenda rutin tahunan warga baduy melaporkan kondisi alam, seraya memberikan cinderamata hasil panen, kepada Pemerintah Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten/Kota Serang, dan Pemerintah Provinsi Banten.

Kedatangan masyarakat baduy tersebut, disambut Pemerintah Provinsi Banten, oleh sejumlah pejabat, yakni Seretaris Daerah (Sekda) Banten Kurdi Matin, Kepala Dinas Kebudayan dan Pariwisata Provinsi Banten Ali Fadilah, Kabid Kebudayaan Disbudpar Banten Ymelia, dan sejumlah pejabat Pemprov Banten lainnya, serta para pejabat dan pegawai Disbudpar Banten.

Kepala Disbupar Provinsi Banten, Moch Ali Fadilah mengatakan, tahun ini merupakan seba gede, dengan dihadiri sebanyak 1.957 orang warga baduy. Sebelum tiba di Pendopo Gubernur Banten, ribuan masyarakat baduy tersebut terlebih dahulu diarahkan ke Stadion Maulana Ciceri, Kota Serang untuk beristirahat.

"Kami dan pak Sekda menyambut kedatangan masyarakat baduy di Stadion Ciceri, Kota Serang. Kemudian, dilanjutkan dengan jalan kaki bersama ke Pendopo Lama Gubernur Banten," katanya, Sabtu (25/04/15).

Ali mengungkapkan, pukul 15.00 WIB, masyarakat baduy bersama Sekda Banten Kurdi Matin dan dirinya beserta jajaran Disbudpar, berjalan kaki bersama menuju Pendopo Gubernur Banten. Bahkan, Seba Baduy kali ini, merupakan hal yang pertama kali masyarakat baduy berjalan kaki ditengah perkotaan jalur utama Kota Serang.

"Dalam acara ini, Kami juga menyediakan bazar hasil dari UMKM Provinsi Banten. Kemudian tontonan wayang golek semalam suntuk," terangnya.

Dikatakan Ali, masyarakat baduy datang dengan membawa hasil bumi untuk diserahkan kepada Plt Gubernur (Abah gede-red sebutan warga baduy), sebagai bentuk ketahanan dan kepatuhan terhadap pemerintahan yang ada.

"Selain itu juga merupakan ungkapan rasa syukur masyarakat baduy atas hasil panen yang berlimbah tahun ini," ungkapnya.

Sementara itu, Jaro Dainah (lurah suku Baduy) mengatakan, Dalam acara Seba Baduy kali ini, tampak lebih meriah dan istimewa dibanding sebelumnya. Baik dari perayaan, hingga penyambutan yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Banten melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Banten.

"Alhamdulilah, kalau dibanding tahun kemaren, yakni Seba leutik (kecil), sekarang lebih baik.Sambutan yang dilakukan Pemprov Banten juga sungguh mengesankan dan istimewa," ujarnya.

Senada dikatakan Ayah Mursid (Kepala Suku Baduy Dalam). Pihaknya meminta dan berpesan kepada Plt Gubernur, agar selalu dapat menjaga kelestarian lingkungan dengan tidak merusak gunung-gunung yang ada. Sebab, jika hal tersebut terjadi, dapat menimbulkan berbagai bencana yang menimpa Provinsi Banten.

"Ini kami minta, karena kami cinta Banten. Bahkan, kami juga turut berjuang dalam mensukseskan Banten menjadi Provinsi," katanya.

Plt Gubernur Banten Rano Karno mengatakan, Pelestarian lingkungan dan alam, merupakan perhatian seluruh kalangan. Hal inilah yang patut ditiru dari masyarakat baduy, yang dapat hidup sejahtera dan harmonis bersama alam.

"Kita semua harus selalu bisa menjaga kelestarian lingkungan dan alam seperti warga baduy. Jadi, kita tidak boleh melakukan eksploitasi secara sembarangan, karena akan menimbulkan kerusakan lingkungan dan alam," katanya.
Selain itu, lanjut Rano. Kejujuran yang apa adanya dari suku baduy, patut ditiru. Seperti pepatahnya, lojor teu menang diteukteuk, pondok teu meunang disambung (Panjang tidak boleh dipotong, pendek tidak boleh disambung).

Dalam Seba Baduy kali ini, Rano mengaku melibatkan pihak lain agar acara dapat lebih meriah dibanding sebelumnya dalam menyambut masyarakat Desa Kanekes, Kabupaten Lebak yakni masyarakat Baduy. Selain itu, masyarakt luar pun dapat mengetahui berbagai sajian lokal produk masyarakat Baduy.

Untuk itu, Rano berpesan kepada para puun, agar dapat melindungi masyarakat baduy yang hingga saat ini masih kukuh terhadap tradisi Seba Baduy. Sebab, hal tersebut hanya terdapat di Provinsi Banten. "Bahkan tradisi ini adalah satu – satunya di Indonesia, sehingga menjadi kebanggan Banten," ungkapnya.

Rano berharap, seluruh masyarakat dan pihak lain, dapat mengambil dan meniru suku baduy yang selalu menjunjung kebenaran, dan melestarikan lingkungan demi kesejahteraan, dan hidup harmonis dengan alam. "Kejujuran yang apa adanya dari warga baduy juga patut ditiru," katanya.

 

 

Go to top