Demikian hal tersebut di ungkapkan Muhamad Obo Ketua Kelompok Tani Kampung Malang Kepada detakbanten.com, Kamis,(22/10) kemarin
Menurut Obo, selama ini Kinerja GP3A sangat di sayangkan tidak adanya komunikasi bersama para petani, terutama saat ini adanya pembangunan irigasi pengairan untuk pertanian tidak dilakukan sosialisasi terlebih dahulu bersama petani, padahal yang mengetahui jelas kebutuhan air dan kondisi irigasi saat ini adalah para petani.
"Pembangunan irigasi dinilai tidak tepat sasaran, pembangunan irigasi hanya bagian depan atau bagian hulu saja tanpa memperhatikan saluran air yang berada di hilir," kata Obo kepada detakbanten.com
Lanjut Obo, sejauh ini para petani tidak tau percis dengan ketua atau pengurus GP3A yang ada di Sepatan Timur, padahal para petani ini ingin tahu dan mengenalnya untuk bisa bersama-sama menyelesaikan persoalan pertanian baik dari segi pengairannya maupun segi pertanian.
"kami menginginkan GP3A mempunyai program kerja dengan mengundang para Kelompok Tani, hal itu guna menampung aspirasi soal pengairan, misalnya saat ini saya mengandalkan sumur pantek untuk mendapatkan air," Ujarnya
Obo mengharapkan adanya kebersamaan antara GP3A dengan para kelompok Tani yang di Sepatan Timur bisa dilakukan secara transparan.
Sementara itu Ketua GP3A Sepatan Timur Napsan pada saat di konfirmasi menjelaskan, pembanguan saluran air yang saat ini di bangun dari program Kementrian langsung. jika ada keluhan air para petani sampaikan ke P3A agar nantinya GP3A ini sendiri bisa menjembatani.
"Jadi petani kerjasama dengan P3A, kan yang butuh air petani selanjutnya kita melayani," Kata Napsan saat di konfirmasi dirumahnya,Jum'at,(23/10)