Berbagai persiapan telah disiapkan. Mulai dari peserta, pembina hingga official. Bahkan pembinaan kepada para peserta MTQ, telah dilakukan hingga tiga kali.
Sekertaris Umum Kabag Kesra, Kabupaten Serang, H. Febrianto mengaku bahwa pihaknya semangat untuk mengikuti MTQ ke XVII tingkat Banten, karena sebagi pemicu pembelajaran maupun pendidik menghafal Al-Qur'an.
Ia mengatakan, perlombaan MTQ juga, sebagai motivasi untuk para pendidikan di setiap daerah, sebagai suri teladan, dan menjadi contoh pada generasi selanjutnya. Bahkan Syiar Islam tersampaikan, dengan penuh makna.
"Saya kira, kalau di perlombaan MTQ ada hadiah berupa gelar juara. Merupakan bonus atas ketaqwaanya. Sehingga Al-Qur'an selalu ada dalam pikiran dan hatinya," kata Febrianto saat di temui di ruang kerjanya, Jum'at(21/2/2020).
Kemudian, Ia juga mengakui, persiapan yang di lakukan untuk mengikuti lomba MTQ tingkat Banten, sudahlah maksimal. Dirinya telah melaksanakan pembinaan dua kali, dengan pemantapan peserta, dan di karantina 3 hari.
Febrianto menambahkan, pada 29 Febuaru 2020, akan dilakukan pembinaan finali. Dengan di berikan pengarahan oleh pembina maupun pengajar.
"Semua pembinaan telah kita lakukan, dan kita optimis bisa meraih juara umum. Bahkan juga mencetak rekor, dengan 6 kali berturut-turut menjadi juara umum MTQ tingkat Banten," ujar Febrianto, yang juga mantan Fahmil Qur'an, memahami Al-Qur'an tiga kali, di tingkat MTQ Provinsi Banten.
Tak lupa Febrianto pun mengapresiasi, kepada Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah, yang selalu mensupport bidang keagamaan. Sehingga berhasil membina anak-anak santri.
"Saya apresiasi berkat dukungan beliau (Bupati Serang,Red) Kabupaten Serang di kenal dengan memiliki keunggulan Tahfidz dan Tafsif," tutupnya.
Diketahui, dalam perlombaan MTQ ke XVII tingkat Banten pada 2020. Pemkab Serang memberangkatkan Kafilah sebanyak 120 orang. Dengan Peserta MTQ 64 orang, dan terbagi 3 komposisi, pembina, official, dan peserta. Mereka semua, tersebar dari 14 cabang perlombaan, serta dari berbagai macam Kecamatan.
Kemudian, para peserta yang mengikuti perlombaan mayoritas dari Pondok Pesantren, Akademisi, dan Guru Madrasah.