Polisi Periksa Dua Warga Serang Yang Pasang Spanduk King Of The King

Polisi Periksa Dua Warga Serang Yang Pasang Spanduk King Of The King
Detakbantencom, Kota Serang - Tarmidi asal Kabupaten Serang dan Asmawi warga Kota Serang diperiksa aparat kepolisian Resor(Polres) Serang Kota. Lantaran memasang spanduk King Of The King di Keluharan Pancur, Kecamatan Taktakan Kota Serang.
 
Menurut kesaksian Tarmidi mengaku kepada polisi, dirinya ditunjuk langsung untuk memasang spanduk King of the king. Pihaknya mengaku tidak mengetahui keberadaan kelompok king of the king ini meresahkan masyarakat.
 
Kemudian, dalam pengakuannya, Tarmidi dan Asmawi pergi ke Karawaci, Tangerang bertemu dengan kelompok king of the king untuk bisnis pembebasan tanah.
 
Namun pada perkembangannya, mereka dirayu untuk mengurus dan mendata jumlah anak yatim piatu dan pati jompo untuk diberikan bantuan berupa santunan.
 
"Bukan diangkat, tapi ditunjuk dua kali. Kami kesana diminta data yatim dan jompo oleh pak Nata. Kami ke Karawaci, tujuannya masalah pembebasan tanah ketemuan lah disana dengan Pak Haji Jamlan. Mungkin 3 bulan yang lalu, bulan 9," katanya kepada awak media, Jumat, (31/01/2020).
 
Berdasarkan hasil pemeriksaan, keduanya tidak dinyatakan bersalah oleh pihak kepolisian. Alasannya, keduanya merupakan korban penipuan dan tidak mengetahui keberadaan kelompok king of the king.
 
"Sesuai dengan hasil penyelidikan, kedua orang ini tidak tahu itu King of the king karena awalnya yang bersangkutan menawatkan bisnis tanah dan ditawarkan untuk menyantuni anak yatim. Sehingga mengikut apa yang disampaikan temannya di Tangerang," ujar Kaporesta Serang AKBP Edi Cahyono.
 
Menurutnya, pemasangan spanduk yang meresahkan warga tersebut atas perintah salah satu kelompok king of the king dan diantarkan langsung ke Serang.
 
Dengan iming iming ada bantuan santunan, kedua warga yang berprofesi ustad di kampungnya hanya berharap dengan pemasangan spanduk itu bantuan terhadap anak yatim dapat terealisasi. 
 
"Dua orang ini tidak menyetak spanduk, cuma memasang doang karena spanduk diantarkan dari Tangerang. Soalnya mereka tidak mengetahui, mereka hanya berharap dengan hubungan ini bisa mendapatkan uang untuk santunan anak yatim," terangnya.
 
Untuk mengatasi hal serupa, AKBP Edhi mengaku telah berkoordinasi dengan aparatur pemerintah agar melaporkan tindakan atau prilaku yang janggal di daerahnya. 
 
Selain itu, pihaknya menghimbau kepada masyarakat agar tidak mudah tertipu oleh hal yang menggiurkan. 
 
"Kedepannya kami berkoordinasi dengan tokoh masyarakat agar tidak percaya dengan tawaran yang menggiurkan seperti ini, harus berpikir logis. Kalau ada hal yang aneh komunikasikan dengan kami, TNI atau pak Camat," pungkasnya.

 

 

Go to top