"Waktu awal sejak datangnya alat alat berat itu dulu, disini kita untuk proses belajar mengajar sangat teranggu, dari suaranya, bangunan sekolah juga terdampak dari dampak getaran, lantai
sekolah keramiknya pada copot dan genteng pada berjatuhan," kata Kepsek SD Negeri Cilayangguha Entin Suhartini,Sabtu, 21/02/2020.
Bukan hanya itu, terang Entin, dalam proses pengerjaannyapun, pihaknya pernah merasakan tidak adanya air disekolah karena sumber air yang ada hanya 12 meter, sedangkan ketinggian tol 15 meter.
"Jadi sumver air mengalirnya ke jalan tol, jalan tol itu pinggirnya dibuat seperti sungai, jadi air yang dari darat, dari penduduk larinya kesana sehingga kami kekeringan," ungkapnya.
Dan saat ini, kata Entin, setelah jalan tol tersebut telah terbentuk, pihaknya sebagai pendidik juga khawatir, anak anak takut mereka masuk jurang kebawah, Karna jarak antara jalan Tol tersebut ke Sekolah yang diatasnya sekitar 15 meter.
"Setelah terbentuk jalur tol saat ini, kami khawatir sebagai pendidik takut mereka masuk jurang tol itu, karna ketinggian dari jalan tol itu ke sekolah sekitar 15 meter," terangnya.
Entin berharap, Relokasi itu secepatnya, karna dengan ketidakjelasan dan berlarut larutnya disini, kami semua merasa tidak nyaman, baik guru sebagai pengajar maupun murid yang berada disini, program sekolah jadi terbengkalai lantaran belum ada kejelasan, juga orang tua murid yang anaknya sekolah SD Negeri Cilanggaha ini pun mereka cemas dengan keamanan anaknya.
"Jadi kalau kami, sekolah guru dan anak anak, intinya ingin kenyamanan saja, ingin cepat direlokasi," tandasnya