Print this page

Ketua DPRD Kota Serang Merasa Miris, Korban Gusuran Revatilisasi Banten Lama Terima 3,5juta

Ketua DPRD Kota Serang Merasa Miris, Korban Gusuran Revatilisasi Banten Lama Terima 3,5juta
detakbanten.com SERANG - Korban gusuran di kawasan musium purbakala Banten lama mengadu pada ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) kota Serang, mereka merasa diterlantarkan dan tidak diberikan solusi pasca penggusuran.
 
"Ya kita bingung ini, setelah hampir 35tahun kita hidup disini, sekarang rumah sudah di hancurkan, mau tinggal dimana lagi, bingung kita," kata Marni (60) salah seorang warga yang rumahnya tergusur proyek Revatilisasi Kawasan Banten lama, Senin, 6/01/2020.
 
Menurutnya, uang pengganti yang diberikan jauh dari kelayakan, karna uang yang diberikan hanya berjumlah Rp.3.000.000 (tiga juta ruliah) perkepala keluarga.
 
"Semuanya ada 50 rumah yang kena gusur, dan semua di pukul rata hanya mendapatkan uang 3 juta rupiah, itu juga dipotong 200ribu, cukup apa, kita tidak mau menghalang halangi pemerintah, tapi ya saya harap pemerintah tolong pikirkan kamilah," ungkapnya.
 
Ketua DPRD Kota Serang, Budi Rustandi yang lakukan kunjungan ke lokasi penggusuran merasa heran dan tak habis fikir terkait besaran uang yang diterima oleh para warga yang terkena gusur proyek revatilisasi kawasan banten lama tersebut.
 
"Saya sangat miris mendengar dan melihat ini, masyarakat disini yang terkena gusuran hanya di berikan uang cuma 3,5juta saja, cukup apa, inikan ada ketidak beresan ini dengan pemprov ini, ada apa ini," terangnya.
 
Seharusnya, jelas Budi, pemerintah provinsi Banten memberikan kenyamanan pada warga masyarakat, 
Bukan malah menzolimi.
 
"Mereka inikan bukan menghalangi, bukan tidak inginkan kemajuan, bukan tidak ingin ada pembangunan, tapi harus pas ganti ruginya, masa rumah dan usaha mereka digusur proyek Revatilisasi Banten lama semua pukul rata masing masing warga terima cuma 3,5juta, cukup apa.
 
Budi juga menuturkan bahwa, Pembangunan boleh, tidak ada yang boleh menghalang halangi, tapi harus beres, jangan ada yang dirugikan, apalagi samapi nangis karna adanya pembangunan.
 
"Kalau tidak ada manusiawinya kelewatan, seperti ini lihat sendiri, orang udah tua, tinggal sendiri, rumah permanen, digusur cuman dapat 3,5juta doang, hal yang buat lucu lagi, dalam peroses penggantian uang untuk warga ko ada nego negoannya, ini namanya kurang ajah, ada yang ga beres ini dengan perkimnya, pake apresial yang benar kalalu ngasih harga  yang benar dan pas, tidak menzolimi masyarakat.
Malah yang lebih ngaco lagi katanya untuk penggantian uang yang diterima warga tersebut pakai uang pribadi dulu, gimana ini, kan ngaco ini." Tandasnya.