Sebab, memasuki revolusi industri 4.0 sekarang ini, dengan teknologi internet yang sangat mudah di akses oleh masyarakat, di khawatirkan akan mempengaruhi generasi muda dalam memaknai nilai-nilai sejarah yang di lakukan para pejuang kemerdekaan bangsa.

 

"Jangan sampai teman-teman generasi muda menganggap pahlawan itu hanya sebatas historikal atau sebatas sejarah," ungkap Putri di Taman Makam Pahlawan (TMP) Seribu, Jalan Raya Puspiptek Serpong, Kecamatan Setu, kemarin.

 

Perempuan 25 tahun itu sebutkan, generasi muda harus meresapi bahwa tanpa adanya jasa-jasa pahlawan, kemerdekaan itu adalah sesuatu hal yang mustahil. Tidak mungkin bangsa indonesia merdeka jika tidak ada ratusan pahlawan yang gugur.

 

"Bangsa ini sekarang tengah menghadapi modernisasi, dimana internet dapat di akses dengan mudah, tapi jangan lupa bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya," katanya sedikit mengutip kalimat proklamator RI, Soekarno.

 

Begitupun para pahlawan yang di makamkan di TMP Seribu, menurut Putri, meski tanpa nama dan hanya deretan nisan merah putih yang berdiri di atas makam, namun bukan berarti mereka tidak berjasa dan memiliki peran dalam memerdekakan bangsa.

 

"Dimata bangsa Indonesia, semua pahlawan berjasa. Artinya, walaupun di TMP Seribu ini, semua pahlawan tanpa nama, namun itu semua punya peranan dalam kemerdekaan bangsa ini," bebernya.

 

Ia tegaskan, meski ratusan pahlawan di TMP Seribu namanya tidak terdeteksi, namun generasi muda, terutama generasi muda Tangsel harus bisa memaknai perjuangan mereka.

 

"Sebagai warga Tangsel, walaupun nama-nama pahlawan di TMP Seribu ini tidak terdeteksi, generasi muda bisa memaknai dan menjadikan TMP ini bagian dari sejarah besar yang pernah terjadi di Tangsel," tandasnya. (Dra)