Berdalih Pembangunan Ponpes, Ternyata Dijadikan Penggalian Ilegal

Berdalih Pembangunan Ponpes, Ternyata Dijadikan Penggalian Ilegal

detakbanten.com KOTA SERANG - Aktifitas galian C di kawasan Yayasan Muhammad Al Amin Abdul Gofur di Desa Pancur, Kecamatan Taktakan Kota Serang terlihat masih beroperasi. Hal tersebut terlihat dengan adanya alat berat (beko) yang kembali naik ke atas bukit untuk melakukan aktifitas penggalian. Padahal kemarin beko sempat diturunkan dari atas bukit karena diprotes oleh masyarakat.

Pada hari Jum'at (11/01) lalu, masyarakat Desa Pancur mendatangi kantor Kelurahan Pancur untuk mengikuti agenda musyawarah terkait Galian C.

Hasil dari musyawarah tersebut memutuskan bahwa, Galian C ditutup sementara karena dianggap ilegal dan melanggar hukum.

Menurut Mahdi, Lurah Pancur, pada saat musyawarah mengatakan izin yang diberikan oleh pihaknya adalah berupa pendirian pondok pesantren bukan penambangan Galian C.

Ditempat yang sama, Kepala Bidang Penataan dan Penaatan Lingkungan Hidup, Dinas Lingkungan Hidup Kota Serang, Dedi Supriyadi juga mengakui, bahwa pihak pengelola belum melengkapi surat izin terkait Galian C, sehingga pihaknya meminta aktifitas Galian C dihentikan sementara untuk melengkapi adminitrasinya.

"Himbaun kami tadi itu sudah jelas, kalau memang tidak mau ada gejolak di masyarakat urus dulu perizinannya. Kalau memang belum ada perizinannya siapaun tidak boleh melaksanakan aktifitas, kecuali kalau memang sudah perizinannya lengkap boleh mereka melakukan aktivitas,” katanya kepada awak media. Sabtu (12/2/2019).

Sementara itu, pihak pengelola galian, Danos, merasa kecewa. lantaran warga yang hadir pada saat musyawarah tersebut adalah orang-orang yang tidak sepakat dengan adanya kegiatan itu.

"Saya melakukan pekerjaan pemerataan berdasar kesepakatan dengan pihak keluarga, dan warga setempat," ujarnya.

Ia menganggap musyawarah ini sangat dadakan dan sepihak, ia juga membutuhkan waktu untuk mengumpulkan masyarakat yang sejalan dengannya.

"Masa jam 3 saya baru dikasih kabar, tiba-tiba harus berhadapan langsung dengan warga yang tidak sejalan, Saya juga butuh waktu untuk mengumpulkan orang-orang yang sudah memberikan kesempatan kepada saya. Jangan cuma sepihak yang dikumpulkannya, saya merasa dirugikan dengan pertemuan ini,” lanjutnya.

Dikesempatan yang sama, Ketua Yayasan Muhammad Al-Amin Abdul Gufor, Suganda, menjelakan, pihaknya akan segera memenuhi kelengkapan adminitrasi jika dinilai kurang lengkap.

"Kita akan tempuh jalan itu, jika ada hal-hal yang kurang baik tentu akan kami diperbaiki.” tandasnya.

 

 

Go to top