Print this page

Dinsos Kabupaten Tangerang Gencar Membentuk Kampung Siaga Bencana

Dinsos Kabupaten Tangerang Gencar Membentuk Kampung Siaga Bencana

detakbanten.com TIGARAKSA – Pada tahun anggaran 2018, Dinas Sosial Kabupaten Tangerang telah membentuk sebanyak 2 Kampung Siaga Bencana (KSB). Yakni di Kecamatan Pasar Kemis dan Kecamatan Sindang Jaya. Kini KSB tersebar di 12 kecamatan.

Kepala Seksi Perlindungan Sosial Terhadap Korban Bencana Dinas Sosial Kabupaten Tangerang Lili Amalia mengatakan, pembentukan KSB dilakukan berkesinambungan setiap tahun. Masih ada 17 kecamatan lagi yang menjadi sasaran pada tahun anggaran selanjutnya.

“Saat ini sudah ada 12 KSB di Kabupaten Tangerang, termasuk yang dibentuk tahun ini. Tahun 2017 lalu kita bentuk di Kecamatan Mauk dan Kecamatan Sepatan. Pembentukan KSB disesuaikan dengan anggaran juga, rata-rata dua KSB setiap tahun,” ujar Lili Amalia kepada wartawan beberapa waktu lalu

Ia menjelaskan, pembentukan KSB bertujuan untuk melatih kesiapsiagaan masyarakat dalam menanggulangi bencana yang berbasis masyarakat dan gotong royong.

KSB melibatkan semua komponen masyarakat, mulai dari tingkat RT/RW, Karang Taruna, Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), bahkan ibu-ibu Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK). Dalam memberikan pelatihan, dinas sosial bekerja sama dengan instansi terkait lainnya seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang.

Program KSB diharapkan dapat memberikan edukasi kepada masyarakat, agar bisa melakukan sistem peringatan dini (early warning system) sebelum ada bencana. Paling tidak akan meminimalisir korban jika terjadi bencana.

“Kami juga bekerja sama dengan Tagana (Taruna Siaga Bencana). Memberikan edukasi kepada masyarakat bagaimana meminimalisir korban saat terjadi bencana, termasuk bagaimana melakukan penanganan jika terjadi kebakaran. Kami juga memberikan pelatihan terkait dapur umum,” ucap Lili.

Ia mengatakan, langkah dinas sosial apabila bencana sudah terjadi yaitu memberikan perlindungan sosial terhadap para korban bencana. Perlindungan sosial yang dimaksud adalah pemenuhan kebutuhan dasar bagi pengungsi. Ini menggunakan dana dari Kementerian Sosial. Mengingat dinas sosial tidak diberikan kewenangan untuk mengelola dana kebencanaan.

“Kalau ada bantuan dari pusat, kita yang menyalurkan kepada para korban. Kalau dana kebencanaan itu dikelola oleh BPBD, bukan dinas sosial. Sehingga kami fokus pada perlindungan sosial,” ujar Lili.

Dinas sosial juga bertanggung jawab untuk melakukan pemulihan psikis para korban bencana. Dalam melakukan trauma healing, dinas sosial menggandeng Tagana. Trauma healing dilakukan bagi anak-anak yang masih merasa ketakutan dengan sesuatu yang terjadi.

Tahun 2017 silam pasca bencana kebakaran pabrik petasan di Kecamatan Kosambi, Dinas Sosial Kabupaten Tangerang memberikan trauma healing terhadap sekitar 900 siswa SMPN 1 Kosambi.

“Kita memberikan trauma healing di SMPN 1 Kosambi, apalagi saat itu ada yang berminggu-minggu tidak masuk sekolah karena trauma atas kebakaran itu. Kita terus berupaya agar rasa trauma mereka itu hilang, hingga menjadi normal kembali,” pungkas Lili.

Ketua Tagana Kabupaten Tangerang Ending Ariyadi mengapresiasi pembentukan KSB. Namun demikian, ia berharap agar KSB terbentuk secara menyeluruh di 29 kecamatan di Kabupaten Tangerang. Ending mengatakan, Tagana selalu siap untuk membantu dinas sosial dalam melaksanakan program pemerintah.

“Pada pembentukan KSB, kami dilibatkan sebagai narasumber atau pemateri. Tidak jarang juga kami terlibat dalam praktik atau simulasi penanganan korban bencana, termasuk mengurus dapur umum. Sementara dalam kegiatan pasca bencana, kami memberikan trauma healing,” ujar dia.

Ending mengatakan, wilayah teritorial Kabupaten Tangerang cukup luas. Beberapa titik juga masuk dalam zona bencana seperti banjir. “Kalau bisa dilakukan percepatan pembentukan KSB, sehingga semua wilayah terjangkau,” tandas dia. ( ADV)